![]() |
Suasana di Perpustakaan Unila dan Gue Nulis Postingan ini Disana |
Saya Ajeng Dini Utami, mahasiswi Jurusan
Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Lampung angkatan 2013, dan saya sedang
dalam tahap penyusunan skripsi. Anda mau tertawakan saya? Hahaha silahkan! Sebenarnya
sedikit banyak anggapan seseorang terhadap kita takkan pernah berpengaruh
kepada hidup kita, yang berpengaruh adalah reaksi kita atas tanggapan orang
tersebut. Pun orang lain takkan punya cukup waktu untuk mengurusi seorang yang
lainnya. Mereka hanya melihat “news
highlight”, mengomentari sejenak, berceloteh asik, lantas kembali pada
kehidupan mereka masing-masing. Wajar bahwa celotehan yang mereka keluarkan
atas dasar apa yang mereka lihat, karena lagi-lagi mereka tak punya cukup waktu
untuk menyelami kehidupan orang lain, mereka bukan psikolog gaes.. Mereka akan
lebih sibuk mengurusi dirinya sendiri. Kalaupun mereka terlihat sedang
mengomentari kehidupanmu, itu hanya pelarian sementara mereka atas kehidupan
mereka sendiri.
Begitu banyak jenis pekerjaan, dari yang
katanya “tingkat atas” : CEO, General Manajer, Manajer, Supervisor, dll, sampai
ke yang katanya “tingkat bawah” : sebut saja “sales, office boy, office girl,
staff” (ini hanya stereotype umum, tidak semua orang berpandangan seperti ini.) Lalu, begitu banyak jenis perguruan
tinggi, kampus, dari yang katanya “ternama” sampai yang tidak “ternama”
begitupun dengan kehidupan, ada begitu banyak peluang/kemungkinan “takdir”.
Kita tidak bisa menyamakan takdir setiap
orang. Dan kita sama sekali tidak punya hak untuk menjudge atau menentukan takdir seseorang. Yang bisa kita lakukan
adalah menyemangati orang lain untuk mencapai fitrahnya (menjadi insan yang
lebih baik dari sebelumnya), dalam hal skripsi khususnya, menyemangati dalam
hal menuntaskan amanah terakhirnya di kampus, bukankah damai itu indah, Sobat?
Seperti yang telah saya jelaskan setahun
yang lalu tepatnya Februari 2018, setiap orang mempunyai zona waktunya
masing-masing. Baca selengkapnya postingan saya tentang zona waktu, disini
>> Gue (Nyaris) Wisuda!
Saya membuat postingan ini bukan untuk
membenarkan apa yang salah. Lah emang wisuda telat itu salah? Belum dapet
kerjaan itu salah? Belum nikah itu salah? Belum punya anak itu salah? Gak dapet
beasiswa luar negeri itu salah? Emang situ siapa, bisa tau apa yang lebih baik
bagi orang lain? Ada yang kuliah 3,5 tahun, gak terjun di organisasi, abis
lulus lama cari kerja karena soft skillnya gak mumpuni. Lulusnya
lama bahkan sampai 5 tahun, tapi jadi pengusaha besar setelah wisuda. Ada? Ada.
Tapi gak dipungkiri ada juga yang
lulusnya cepet, dapet kerja cepet, nikah cepet, dan punya momongan cepet. Ada
juga yang lulusnya lama, dapet kerja lama, nikah lama, dan punya momongan lama.
Secara garis besar, empat kemungkinan itu yang salah satunya bakal direstui
takdir untuk mengakar dikehidupan seorang insan. Formulasi takdir merestui
peluang depend on your pray, and your
effort. Because takdir berada pada ujung ikhtiar kita. Get my point dear? Selama kita punya tujuan dalam hidup, tahu step by step cara mencapainya, kamu takkan pernah khawatir dan cemas akan nasib dan masa depanmu. :)
0 Komentar