Oleh: Ajeng
Dini Utami | adinutjourney.com
Beberapa hari ini 2 kata penuh makna terngiang di telingaku, "Independent Woman". Mengapa yang sering disebut Independent itu adalah woman, sedangkan "man" enggak? Lalu apa benar perempuan mandiri itu bisa semua-mua sendiri tanpa bantuan orang lain? Mari kita bahas.
Independent berasal dari imbuhan In dan Dependent, dependent yang artinya bergantung dan bila ditambah imbuhan in artinya akan opposite dari kata dasar. Jadi, independent adalah ketidakbergantungan. Lalu mengapa independent seringnya dinisbatkan ke perempuan bukannya ke laki laki? karena menjadi seorang yang independent untuk laki-laki adalah sebuah kewajiban. Laki-laki memang sudah seharusnya menghidupi dirinya sendiri (minimal), dia harus bisa bertanggungjawab atas dirinya sendiri sebelum dilimpahtanggung jawabkan ke hal yang menambah kewajibannya. Kalau perempuan? Perempuan tidak ada kewajiban mencari nafkah. Sedari ia lahir, ia adalah tanggungjawab ayahnya baik sandang pangan maupun papan. Lalu tanggungjawab itu akan beralih kepada laki-laki yang dinikahinya. Jadi kalau selama belum menikah, perempuan itu masih tanggung jawab ayahnya. Netizen said: "Lah itu banyak perempuan yang belum nikah yang kerja?" Tolong jangan diartikan secara pikiran telanjang bahwa perempuan yang belum nikah yaaudah kerjaannya ongkang ongkang kaki aja karena toh tanggungjawab masih ayahnya. Ya gak gitu juga say. Itu sudah kewajiban seorang ayah. Tapi kalau si perempuan ini memilih untuk bekerja, itu adalah sebuah sunnah baginya, dan menjadi sebuah sarana pengembangan diri
Jadi wajar, hal hal yang bukan kewajibannya, yang wanita lakukan, dalam hal ini mencari nafkah, baik itu untuk dirinya sendiri disebut dengan Independent Woman. Apalagi kalau rezeki yang didapat perempuan ini dia bagikan juga ke keluarga. Masha Allah tabarakallah
Tapi, balik lagi, setelah saya pikir beberapa akhir belakangan ini, seiring waktu, saya menyadari satu hal penting: tidak ada satu pun manusia di muka bumi ini yang benar-benar independent.
Dari lahir kita
tidak serta merta melakukan semuanya sendiri; dibantu. Kita belajar berjalan
sambil dituntun. Kita sekolah ditemani guru. Kita bekerja bersama tim. Bahkan
yang kaya raya pun tidak akan bisa menjalankan bisnisnya sendiri tanpa bantuan
supir, petugas kebersihan, hingga pelanggan yang membeli. Hidup ini adalah
jaringan pertolongan, dan kita hanyalah satu simpul kecil di dalamnya.
Rasulullah SAW
bersabda:
"Barang
siapa yang tidak bersyukur kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada
Allah."
(HR.
Tirmidzi)
Hadits ini
mengingatkan bahwa menghargai peran orang lain adalah bentuk kesyukuran pada
Allah. Kita tidak bisa mengklaim semua pencapaian karena kerja keras sendiri.
Ada doa orang tua, ada bantuan rekan, dan ada kemudahan yang Allah titipkan
lewat manusia lain.
Bahkan lebih
jauh, kita perlu sadar bahwa kehebatan yang kita miliki pun bukan murni
milik kita. Itu semua adalah titipan Allah. Allah yang memudahkan jalan.
Allah yang memberikan kemampuan. Allah yang menakdirkan bertemunya kita dengan
orang-orang yang mendukung langkah kita.
Allah SWT
berfirman:
"Dan apa
saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)."
(QS. An-Nahl:
53)
Tidak ada yang
kita miliki hari ini yang datang dari kekuatan kita sendiri. Maka mari kita
belajar untuk tidak sombong. Tidak merasa tinggi. Tidak merasa bisa semua hal
sendirian. Justru ketika kita sadar bahwa kita ini lemah, maka di situlah letak
kekuatan kita. Karena hanya dengan mengakui kelemahan di hadapan Allah-lah kita
benar-benar bisa menjadi kuat.
Kita tidak
hebat. Tapi Allah yang menghebatkan kita.
Kita tidak kuat.
Tapi Allah yang menguatkan kita.
Kita bukan
siapa-siapa tanpa bantuan-Nya.
Untukmu yang hari ini sedang merasa harus terlihat kuat, izinkan dirimu untuk butuh bantuan. Untukmu yang sedang merasa hebat, jangan lupa bahwa semua ini bukan karena kamu. Tapi karena Allah memudahkan. Tidak ada yang benar-benar independent. Tapi kita semua bisa saling menguatkan—karena itulah cara Allah mencintai kita lewat sesama.
Jadi, independent menurut saya adalah value, bukan arti secara harfiah.
0 Komentar