Sabtu,
20 Januari 2018
Rute
: Jajan Seblak Bandung – Tangkuban Perahu – Kebon Teh
Hari
kedua di Cibogo, gue terkesan dengan satu jajanan yang belum ada di Lampung.
Jajanan apakah itu? Kentang goreng! Eitsss ini french friesnya beda sangat cuyyy.. Kentang gorengnya dikrispi.
Hmmmmm betapa enaknyaaaa srrrppppppp srppppp :P Kriuk ala Kentucky dipadu
dengan hangatnya kentang goreng didalam. MashaAllah, surge kulineeeer dah
pokoknya! Kentang goreng ini dibandrol dengan harga 7K, ya sebanding sih.
Harganya lebih mahalan kentang goreng malah daripada ayam krispi (fried chicken nya), soale ayam krispi
dimari cuma 6K aja loh cuyyy, mau paha, dada, sayap, sama bae semue!
Siangnya
kami semua jajan seblak. Makanan khas Bandung ini ternyata full version loh disini, baru gue tau. Jadi seblak adalah campuran
beberapa lauk enak yang dibumbui bumbu rahasia seblak. Terus asiknya itu kita
bisa milih menu. Lauk enak itu antara lain mie kuning, mie putih, telor,
siomay, tahu, bakso, jamur, ceker, kikil, dsb. Kita bisa milih maksimal 6 menu
yang dimana semua menu ini dicampur, dimasak barengan dalam satu kuali kecil.
Hmmmm selain kelebihannya, ini sih salah satu kekurangannya. Masaknya satu
persatu cuy. Maksudnya masak perpesenan, karena tiap orang beda-beda pesenan,
kualinya kecil dan cuma satu pula.
Tapi enaknya ituu Broo… Makjoss! Dijamin kenyang kalau udah makan Seblak Bandung. Kami ganti-gantian makan seblaknya karena waktu sudah mendekati dzuhur, beberapa ada yang solat dulu di masjid depan jualan seblak. Singkat cerita, abis makan seblak rencana awal kami adalah ke Grafika Cikole, foto ditengah perkemahan hutan pinus, itu rencana awal kami. Tapi setelah nego dengan babang angkot, malah babang angkot menyarankan untuk ke Tangkuban Perahu sekalian ke kebon teh, kalau ke Grafika Cikole aja “gak ada esensinya”, katanya.
Tapi enaknya ituu Broo… Makjoss! Dijamin kenyang kalau udah makan Seblak Bandung. Kami ganti-gantian makan seblaknya karena waktu sudah mendekati dzuhur, beberapa ada yang solat dulu di masjid depan jualan seblak. Singkat cerita, abis makan seblak rencana awal kami adalah ke Grafika Cikole, foto ditengah perkemahan hutan pinus, itu rencana awal kami. Tapi setelah nego dengan babang angkot, malah babang angkot menyarankan untuk ke Tangkuban Perahu sekalian ke kebon teh, kalau ke Grafika Cikole aja “gak ada esensinya”, katanya.
Dengan
beberapa pertimbangan jadilah kami memutuskan untuk ke Tangkuban Perahu, karena
track, medan, dan pemandangannya lebih menantang euy daripada Grafika Cikole. Perjalanan saat masuk ke
wilayah Tangkuban Perahu, bau belerang menusuk hidung, para wanita BEM segera
mengenakan masker yang dibawanya, dan gue gak bawa masker dong. Wkwkw ga ngaruh
juga. “Aduh tetep masih nyengat nih bau belerangnya” Ujar Aning yang tetap kebauan meski sudah memakai masker.
Jalan menuju puncak berkelok-kelok dan curam. Gue sempet mau muntah dan puyeng
palak, sepanjang jalan istighfar dalam hati gak henti henti terucap karena kita
gak ada yang tau kan, ajal bisa datang kapan saja dimana saja. Cius deh rasanya
kayak kita dapet kesenangan tapi nyawa kita jadi jaminan. Apalagi naik motor
yaa ke atasnya, bisa phobia tingkat tinggi gue. But alhamdulillah, nothing happen. All of us is okay and fine. Sampe
di tangkuban perahunya mashaAllah betapa indah pemandangan. Dinginnya gue
perkirakan dibawah 10 derajat celcius.. Bisa jadi 0 derajat celcius. Masuk ke
wilayah itu dengan masuk ke freezer
kulkas gak ada bedanya. Apalagi kalo lo coba wudhu di keran masjidnya brrrrrrr cold men! Bedanya kalo di kosan, air
wudhu berasa air kulkas, kalo disini air wudhu berasa air es batu.
Kelar
dari Tangkuban Perahu kami menuju Kebun Teh. Berasa kayak syuting FTV coy
hahaha. Cuman bedanya, belum ada someone
specialnya nih haha. Hamparan tanaman daun teh sepanjang mata memandang,
kami berlari lari mencipta bahagia. Tumpa
seae yumos kurahee (gue yakin lu pade pasti langsung nyanyi india baca ini,
wkwkw). Semua ukhti-ukhti yang ikut termasuk si Lisa juga minta fotoin ke gue,
lah hahaha
Minggu, 21 Januari 2018
Minggu, 21 Januari 2018
Rute
: Pasar Lembang – Pusat Jajanan Oleh Oleh – Lunch Sate Kelinci – Iteung
Original Bandung – Perjalanan Pulang
Pagi
yang indah. Hari ini kami harus pulang, berat memang meninggalkan semua
kenyamanan ini, suasana hangat ini, tapi lebih berat lagi tas kami yang akan
semakin berat kalau semakin lama disini :D Tepat bada ashar rencana kami otw dari Bus Damri Bandung, jadi masih
ada beberapa jam kedepan untuk jalan-jalan dan mencari oleh oleh untuk kerabat
dan sahabat di Lampung. Pukul 10:00 kami menuju pasar lembang naik angkot. Tak
bertemu apa yang dicari, kami memutuskan untuk berjalan 1,5 km dari pasar
lembang menuju pusat jajanan oleh oleh. Murah bro. Harga oleh oleh disini
dibanderol dari harga Rp2500, sampe paling mahal cuma Rp15.000, makanya gue
kaget udah jajan banyak-banyak eh cuma abis Rp19500 doang (kurang dari 20.000)
hohoo. Lupa gue nama jajanan oleh-olehnya apa, gak familiar dan komersil sih
dibungkus snacknya. Hoho. Sehabis dzuhur kami pulang lagi menuju kosan, sholat
zuhur jamaah. Jam 13:30 jalan menuju rumah makan yang menyediakan sate kelinci.
Gak semuanya sih pingin makan sate kelinci, 9 dari 11 orang yang mau makan sate
kelinci. Sisanya 2 orang (Diana & Putri) memilih untuk membeli seblak
Bandung (lagi). Lumayan euy jalannya. Dari kosan Lisa sampe seberang Balitsa.
Warung sate kelincinya sejuk. Kami menunggu hidangan di lantai 2, sembari
menikmati pemandangan. Karena pasukan kamar sebelah yang jalan duluan ke warung
sate kelinci jadilah mereka satu meja lesehan makanannya. Dan kami pun yang
satu kamar lainnya, satu meja juga :D. Meja sebelah berisiknya minta ampun,
karena ada Endah, Zia, Qonita, Melita dan Tri. Sedngakan di meja yang ada
guenya, ada Ajeng (gue), Desti, Aning, Meri. Diem aja dimeja gue ini, karena
kami sama-sama laper dan gak ada energi untuk bicara, beda ama meja sebelah
ahaha. Enak ternyata pas udah dimakan sate kelincinya, gurih gurih renyah gitu.
Kelar
makan sate kelinci, kitaorang perjalanan balik ke Kosan. Di tengah perjalanan,
kami mampir ke Iteung Original. Oleh oleh lengkap nih, ga cuma snack aja ada
tas, kotak pensil, baju, pernak pernik, dsb. Akhirnya gue beli beberapa tas
gandeng (totebag) untuk gue sendiri dan untuk oleh-oleh. Eh iya ibu kosannya
Lisa juga jual totebag tas instagram lho.. Murmer harganya karena emang tempat
produksinya gak jauh dari rumah ibu kos nya Lisa. Kelar dari iteung, kami
packing barang barang lagi dan cek barang barang supaya gak ada yang tertinggal.
Tepat
setelah sholat ashar, kami pamitan ke Lisa, ibu kosan, anak-anak dari ibu kosan
yang dalam waktu 3 hari 2 malam ini mewarnai perjalanan kisah kami. Halo abang,
adik, dan Indul (jujur saya lupa nama mereka, hohoo). Ucapan terimakasih tak
luput dari lisan kami, serta sedikit amplop yang bisa kami beri kepada Ibu kos
yang sudah ikhlas kosannya ditumpangi.
Langkah
kaki ini lebih berat dari biasanya, tapi kami yakin, kami pasti akan bertemu
lagi, entah di cibogo, atau di kehidupan kedua, aamiin :) Dengan mengucap
bismillahirrahmannirrahim, kami awali langkah kepulangan menuju tanah Lampung.
Angkot menjadi transportasi awal kepulangan kami. Angkot ini mengantarkan
menuju Terminal Bus Bandung. Baru satu menit diatas angkot, saya langsung
tertidur pulas, karena posisi yang kurang nyaman, saya mengatur posisi senyaman
mungkin dan akhirnya bersandar dibahunya Desti. Tidak lama dari saya tidur,
samar samar saya dengar mereka berkata, “Ajeng cepet bener tidurnya.. Tuh udah
nyenyak, berasa di hotel dia, bisa tidur dimana aja kapan aja” wkwkkw gue
ngedenger itu ketawa aja dalem hati, pengen bangun, tapi mager banget,
pengennya tidur aja dulu, ngecash energi.
Sesampai
terminal bus Bandung, kami mencari bus damri yang menuju pelabuhan merak. Pukul
17:40, kami naik bus damri. Berjam-jam kami diatas bus. Sudah biasa bagi kami
untuk menjamak sholat. Dan karena suasana yang dingin, nyaman, kami pun….
Tertidur lagi begitupun saya Zzzzz… Mungkin ini salah satu kelebihan saya, saya
senyenyak nyenyaknya tidur gak bakal bisa kebo. Saya senyenyak nyenyaknya
tidur, masih bisa merasakan situasi dan kondisi disekitar saya. Pukul 23:00
mendekati tengah malam, saya merasakan sekali ada yang merogoh rogoh saku tas
kecil saya. Saya langsung bangun! Dan benar, ada tangan dari balik kursi bus
yang tercyduk sedang menbuka tas
kecil saya. Kebetulan saya duduk disebelah kanan dekat jendela, jadi ada celah
tangan dari belakang untuk merogoh. Langsung tangan tersebut tak berani lagi,
ia urungkan niat untuk mencuri, dan saya yang masih setengah mengantuk tak
memperhatikan dengan jelas siapa di belakang saya, yang jelas berjenis kelamin
pria dan spesies bapak bapak. Astaghfirullah setelah saya telah sadar beberapa
menit kemudian, tak ada satu barangpun yang hilang, hanya sampai pada tahap
terbuka saja tas saya. Alhamdulillah, Allah masih menyelamatkan saya.
Senin,
22 Januari 2018
Rute
: Perjalanan Pulang (Pelabuhan Merak – Pelabuhan Bakauheni – Bis Panjang – Flyover Tj Senang Kimaja – Sampai Rumah
Pukul
00:00 tiba di pelabuhan merak menunggu kapal dari Bakauheni datang. Gue
tingkatkan lagi kewaspadaan. Masih teringat kejadian nyaris kecopetan di bus
damri yang menuju pelabuhan merak. Di sela-sela penantian, kami nyemil makanan
yang tersisa. Setelah satu setengah jam menunggu, kapal yang dinanti tiba juga.
Kalau kamunya aku, kapan tiba nih? Wkwkkw. Udah ga enak banget hawanya, ngantuk
ngantuk males lemes laper, muka kucel, mulut asyem, huaaaah yuknow lah ya what the feel when on the ship.
Semua
menjadi pelorness (a.k.a mudah tidur kapanpun dimanapun). Baru masuk kapal yang
ruangan kelas bisnis, langsung pada ambil posisi taruh barang di tempat yang
mudah diawasi, dan……. Tidur.
3
jam kemudian, pukul 05:00 dini hari, kami bangun menunaikan shalat subuh,
beberapa yang sedang tidak sholat menjaga barang-barang. Jam 05:30 kapal
berlabuh didermaga pelabuhan Bakauheni. Kami dan seluruh penumpang turun dengan
separuh nyawa masih melayang entah kemana. Langsung kami naik bus damri lampung
yang akan berhenti di terminal rajabasa. Beberapa jam kemudian, pukul 08:30,
kami sudah tiba di Bandar Lampung, namun gue turun di perempatan flyover tj seneng, terus minta jemput
deh sama Dewaki (Dewaki >> Bapak).
Huaah
Alhamdulillah ya, bisa pulang dengan selamat tak kurang suatu apapun. Malah
bertambah. Bawaan dan oleh oleh misalnya. Tapi belum nambah personil keluarga
baru nih hmm hahaha. Udah ah bercanda jodohnya. Jangan kebawa baper ya, gue
ngetik lucu lucu biar gak kaya kanebo kering aja postingan gue. Oke. Bye. See you di holiday selanjutnya :)
0 Komentar