Penyesalan yang Indah - Sebuah Kisah di Birohmah Unila

Antusiasme Mahasiswa Baru saat show up PKKMB UKM Birohmah Unila. (28/08/16)


BI-ROH-MAH...! BI-ROH-MAH...! BI-ROH-MAH...!” seluruh MABA Unila 2013 begitu antusias saat sebuah UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) berisikan mbak-mbak jilbab lebar dan kakak kakak ‘nyingkrang’ secara apik menunjukkan kebolehannya.
Seruan semangat dari mahasiswa baru di ruang GSG itu menambah semangatku juga untuk lebih lantang menyerukan nama UKM Kerohanian terbesar di Universitas Lampung.
Gegap gempita. Hingarbingar. Spektakuler. Bombastis. Fantastis. Luarbiasa. Tak ada kata yang lebih bisa mewakili daripada ini. Apakah ini awal mulanya aku mengenal Birohmah? Hem.. Bukan.. Lantas, kapan?

***
Tahun 2012, masa mencari pencarian jati diri. Segala rutinitas dengan lahap aku telan bulat-bulat. Mulai dari les persiapan UN dan SBMPTN, mewakili sekolah dalam LCT PKN, LCT Ekonomi, dan beragam macam kegiatan organisasi berupa invitasi PMR, pendelegasian untuk lomba palang merah, menjadi seseorang yang paling bertanggung jawab untuk event besar dalas caballero (sebutan bagi PMR SMA N 12 Bandar Lampung).
Pada saat itu aku berfikir everything is alright. Predikat ranking 1 tetap bisa kupertahankan walau segudang agenda organisasi yang tak ayal memuat namaku di kolom-kolom dispensasi, guru-guru tetap menyemangatiku walau tak sedikit kawan yang justru mencaci maki, meremehkan, menganggapku sok sibuk. Sudah sedari dulu motivasi tertanamkan dalam diri tentang rahasia 90/10! Apakah itu? 10% kehidupan dibuat oleh hal-hal yang terjadi terhadap kita. 90% kehidupan ditentukan oleh bagaimana kita bereaksi dan memberi respon. Artinya, kita sungguh tidak dapat mengontrol 10% kejadian-kejadian yang menimpa kita. Beberapa orang meremehkan kemampuan kita, mencaci-maki, bahkan yang lebih parah, menghina kekurangan kita yang sebetulnya tak kita suka. Kita tidak punya kontrol atas hal yang 10% ini. Yang 90% lagi berbeda. Kita menentukan yang 90%.

Aku mulai belajar memegang teguh motivasi itu dan menginstall aplikasinya dalam keseharian, tutup telinga dengan segala hal yang dapat membuat hati tak karuan, namun tetap menerima sumbangsih saran. Berusaha konsisten merespon dengan bijak semua kejadian, melawan rasa malas dalam pembelajaran kehidupan, sedikit demi sedikit melangkah ke depan, menjadi pribadi yang lebih berprogress setiap hari tuk gapai tujuan, inshaAllah masa depan ditangan dan dengan izin-Nya, semua impian bukan hanya angan-angan.
Meski telah tertanam motivasi 90/10 saat itu, aku merasa masih ada....
Baca selengkapnya disini >> Kisah Adinut di Birohmah <<


Posting Komentar

0 Komentar