![]() |
pict by pixabay.com |
Saya telah bosan dengan semua ini. Saya jenuh. Saya bete, saya kesal, dan saya lelah. Rutinitas yang membosankan, perkelahian yang tak ada ujung dan pangkalnya serta perdebatan yang takkan ada habisnya. Untuk apa itu semua? Untuk apa itu semua ada, dan mengapa mereka ada? Apakah hanya sensasi belaka, atau memang sengaja di rekayasa oleh aknum-oknum yang ingin namanya dikenang sepanjang masa? Atau mungkin saya yang terlalu perasa sehingga semua saya anggap dosa? Entahlah, saya hanya manusia biasa. Saya tak sepenuhnya benar, namun saya juga tak sepenuhnya salah. Tak hanya saya yang begitu, semua manusia itu begitu, bung. Tak ada manusia yang kebenarannya mutlak.
Oleh karena itu
saya paling benci ilmu perdebatan apalagi ilmu politik. Perdebatan adalah adu
argumen antara pihak satu dengan pihak lainnya tanpa menghiraukan apa yang di
bicarakan pihak lawan. Masing-masing pihak mempertahankan argumennya, dan
disinilah letak dimana orang-orang menyebutnya “seru”. Sedangkan kita tahu
bahwasannya tak ada manusia yang sepenuhnya benar, lalu jika kita sudah tahu
demikian, jadi apa gunanya perdebatan?
Perdebatan
hanya akan memenangkan orang yang pintar secara teori dan menguasai ilmu
menskak orang tanpa ampun, tanpa melihat apa manfaat dari debat itu sendiri.
Coba saudara-saudara yang katanya cerdas ini renungkan, debat hanya akan
menghasilkan sia-sia belaka karena yang di cari bukan konsesnsus (keputusan
bersama) namun sesungguhnya debat hanyalah produk kotor dari politik yang bejat.
Tujuan debat
tak lain dan tak bukan hanyalah untuk memenangkan argumen masing-masing pihak,
lalu merasa bangga jika argumennya diterima dan saat menjawab tepat waktu dan
tepat pengucapan. Lalu apa manfaat konkrit dari debat ini untuk masyarakat?
Jelas saya katakan tak ada! Dari itulah saya sangat anti dengan debat. Saya
lebih suka diskusi secara terbuka dan mencari keputusan bersama &
memecahkan masalah bersama tanpa ada satu pihak pun yang merasa tersaingi oleh
suatu argumen seseorang. Di kampus, saya bukan termasuk mahasiswa yang aktif
dalam setiap presentasi, bukan. Semisal, ada suatu kelompok yang presentasi,
maka saya akan menanyakan hal-hal yang belum saya pahami saja, saya bukan tipe
orang yang suka menjatuhkan seseorang dengan pertanyaan-pertanyaan, dan juga
bukan tipe seseorang yang bertanya hanya sekedar untuk mengetes si presentasi
saja.
“ Tidakkah sesat suatu kaum setelah Allah menunjuki mereka kecuali karena mereka melakukan perdebatan.”
( HR Tarmidzi )
“ Tidakkah sesat suatu kaum setelah Allah menunjuki mereka kecuali karena mereka melakukan perdebatan.”
( HR Tarmidzi )
Saya mulai
bosan dengan kehidupan di kampus, karena ketika ada salah satu teman saya yang
selalu menanya, menjawab, dan menambahkan materi dari si presentasi, dia selalu
menggunakan bahasa yang SANGAT BERTELE-TELE! Tapi saya pantau, dosen suka
dengan cara ia yang BERTELE-TELE. Astaga, pantas saja rata-rata dosen di kampus
saya bikin ngantuk dan tidur, wong yang di jelasin di ulang lagi, di ulang
lagi, yaa jelas saja saya bosan. Gak hanya saya sih, yang lain juga bosan.
Tanya saja.
3 Komentar