Tulisan Tak Berjudul Part I

pict by pixabay.com

Sederhana saja, telah saya katakan berkali-kali bahwa saya sudah terlalu lelah, sudah muak, im sick for this all shit!! Saya merasa tak ada satupun orang yang dapat mengerti saya termasuk keluarga saya sendiri dan orang-orang disekitar saya. Saya telah bosan dengan kata – kata harapan yang selalu saya ucapkan bahkan kata – kata yang keluar dari perucapan saya saja saya telah jenuh mendengarnya. Semua akan baik-baik saja jika kita sabar. Okeeh, namun realitanya sekarang mana ada manusia yang sabar? Impossible! Anda selaku orang yang membaca tulisan saya, mungkin anda tidak mengerti tentang apa yang saya tulis, perihal apa yang saya tulis, karena anda hanya membaca bung, bukan memahami makna tersirat dari tulisan saya. Saya tidak memaksa anda untuk memahami makna tersirat apa yang ada di tulisan saya.

Terlebih lagi saya tidak MEMAKSA anda untuk membaca tulisan saya, sama sekali tidak. Kalaupun tidak mau membaca, silahkan berhenti membaca tulisan saya, karena dalam tulisan ini saya tidak akan menghadirkan tips tips atau apapun seperti yang saya tulis sebelumnya. Mungkin saya terlihat atau terasa terlalu sendu ketika saya menulis tulisan tak bertema ini. Saya bingung, saya galau, saya risau, dan apapun kata sejenisnya yang mewakilinya. Tak ada satupun yang dapat mengerti saya, atau mungkin tak ada satupun manusia yang berharap saya terlahir di dunia. Sebegitukah kejam dunia seperti apa kata para nenek moyang? Saya merasa telah kehilangan sesuatu hal yang sangat penting dalam diri saya, ya saya telah kehilangan sebagian rasa percaya diri saya di karenakan sesuatu hal yang tidak bisa saya ceritakan secara langsung disini.

Saya di penjarakan oleh anggapan saya sendiri bahwa biarlah masalah ini saya yang menanggungnya, tak perlu ada satupun yang tahu, bahkan keluarga saya pun tidak saya beritahukan perihal masalah ini. Saya sebenarnya sudah muak dengan anggapan orang terhadap diri saya, entah itu baik ataukah buruk, saya benar-benar sudah muak seakan mati rasa dan hanya bisa terdiam terbengong dan tidak melakukan apa apa. Sadarkah saudara-saudara se-tanah air bahwa apa yang orang orang banyak lakukan bahkan yang kita lakukan selama ini hanyalah untuk pencitraan? Yaa, tentu tak ada satupun manusia yang ingin di anggap buruk oleh sesamanya, maka dari itu setiap orang berlomba-lomba menunjukkan kebaikan mereka, dan bukankah itu sebuah sandiwara? Yaa! Kita semua adalah tokoh – tokoh dalam perjalanan kisah kita sendiri dan dunia adalah panggung sandiwaranya. Tidakkah saudara merasa muak akan semua orang yang seolah-olah mengganggap dirinya paling “Apa Adanya”?

Berkali kali saya katakan saya MUAK, MUAK, MUAK dan MUAK!!!! Saya rasa saya anggap saya teliti dan saya fahami tak ada satupun seseorang yang dapat mengerti kita di kehidupan yang hanya  1,5 jam akhirat ini. Oleh karena anggapan itulah saya semakin tersiksa oleh keadaan yang saya alami sekarang dan tiba-tiba saya bingung untuk menuliskan apa yang ingin saya tulis lagi, karena berkali-kali berulang-ulang, hanya kata-kata MUAK yang terngiang di benak saya mengingat saya telah benar-benar MUAK dengan kehidupan saya sekarang dan ingin cepat MENINGGAL dalam keadaan yang khusnul khatimah sehingga penderitaan saya segera cepat hilang. Orang orang banyak mnggangap saya hanya anak kecil yang manja dan banyak bergantung pada orang tua. Ya, saya akui pandangan itu sepenuhnya tidak salah, namun juga sepenuhnya tidak benar, mengapa? Karena hanya saya sepenuhnya yang mengetahui siapa saya, darimana saya, dan mau kemanakah saya. Untuk urusan ini, hanya saya yang mengetahui jawabannya, saya tidak mau mengungkapkan aib saya sendiri.

Intinya saya merasa terlalu lemah bahkan untuk perlawanan internal saja saya butuh dorongan yang tidak saya miliki sehingga saya menjadi lemah seperti sekarang. Saya adalah seseorang yang tidak sempurna, dan karena ketidaksempurnaan itu saya merasa diri saya hanya seorang hamba yang tidak mempunyai tujuan hidup lain di dunia terkecuali untuk menunggu mati, sungguh sangat ironis, mengingat banyak orang berkata bahwa hidup ini bahagia jika kau berfikir bahagia. Namun sayangnya, saya selama ini telah cukup cerdik bersandiwara sehingga saya lelah dan ingin memutuskan untuk berhenti bersandiwara.

Tulisan ini masih panjang masih berlanjut dan berlanjut lagi sampai saya bosan dengan penderitaan ini dan mulai mencoba untuk berbahagia “kembali”. Saya katakan lagi, apabila anda merasa jenuh, mengantuk, membaca tulisan saya, silahkan hentikan aktivitas anda untuk membaca tulisan saya, sekali lagi saya katakan tidak ada seorangpun yang menyuruh anda untuk membaca tulisan saya dan sayapun tidak memaksa anda untuk membaca tulisan ini sampai habis dengan kata tamat, karena tulisan ini mengandung makna yang bukan tersurat. Oleh sebab itulah hanya beberapa bahkan segelintir orang saja yang mengerti tentang apa yang saya maksud, tentang keluh kesah diri saya, tentang betapa MUAKnya saya dengan kehidupan saya sekarang. To be hurt, to feel lost, to be left out in the dark. To be kick when your down. To feel like you’ve been push around. To be on the edge of breaking dawn, when no one there to save you, now you don’t know what is like, welcome to my life. You might think i’m happy but i’m not gonna be okay.

Dan saya tebak di antara anda anda sekalian pasti ada sebagian yang mengganggap saya gila, hayoo ngaku? Hahaha. Jika saya gila, anda lebih gila lagi karena bisa membaca tulisan saya sampai pada bagian ini. Saya berikan applause untuk anda yang sudah melakukan perjalanan sejauh ini untuk sekedar membaca tulisan yang bermakna tersirat ini. Sampailah kita di penghunjung tulian saya, meski ini bukan di penghunjung tulisan yang benar-benar penghujung karena kan banyak part II, part III akan hadir mewarnai atau bisa jadi mencoreng blog ini.

Posting Komentar

0 Komentar