Pendidikan & Pelatihan Mahasiswa Bidik Misi Angkatan IV Tahap II Semester Ganjil





Banyak tantangan yang saya lalui saat Diklat Tahap II Mahasiswa Bidik Misi ini, mulai dari posisi duduk yang tidak pas, badan yang kurang fit, dan rasa kantuk yang luar biasa.


Tidak seperti Diklat Tahap I sebelumnya, saat ini posisi duduk saya berada di tengah tengah yang membuat saya tak bisa menyender. Yah memang tak bisa di salahkan saya juga sih, karena kali ini sayanya mau memperhatikan dengan seksama permateri yang tampil beserta isi materinya, tidak seperti minggu kemarin.


Suasana saat mahasiswi memperhatikan materi.



Tema diklat kali ini menurut saya sangat amat terasa ‘mainstream’ yaitu “Nasionalisme & Kebangsaan”. Dalam pidato, ceramah, atau orasinya, banyak kalimat yang menurut saya hanya di ulang-ulang saja, hanya berbeda dengan diselipkan sinonim dari kata-kata yang dilakukan perulangan itu. Alangkah bosannya saya dalam keadaan seperti ini, lama lama saya merasa seperti ikan yang sudah mati yang mengikuti arus kemana air bermuara. Entah mengapa orang orang di sekitar saya terasa menikmati tema ‘membosankan’ itu, tau bisa jadi mereka berpura pura menikmati agar terlihat sebagai mahasiswa yang menghargai orang. I’m sick with all of this. Iya saya tahu, tema ini memang penting disampaikan teruntuk mahasiswa yang notabene berhutang budi pada negara dan warga negara yang menyubsidi biaya kuliahnya. Namun cara penyampaiannya yang menurut saya tidak memungkinkannya materi tersebut meresap dengan baik pada pemikiran saya.
Penjelasan salah satu permateri secara monoton hanya di balik meja saja. Saya lupa nama permaterinya.




Pada sesi pertama, judul yang dibawakan adalah Skenario Masa Depan Peran Perjuangan Pmuda di Era Pembangunan Demokratisasi disampaikan oleh Alumnus FISIP Jurusan Pemerintahan. Banyak kata-kata bertele-tele yang menurut hemat saya, bisa disingkat tanpa berkata panjang lebar. Inti dari yang disampaikan yaitu : Dalam periodeisasi sejarah, tahun 1928 dikenal peristiwa Sumpah Pemuda, tahun 1945 adalah tahun kemerdekaan Indonesia, sedangkan tahun 1998 adalah masa reformasi. Nah disini ditekankan oleh permateri bahwa ‘perubahan’ itu ada periode nya, entah 10 atau 20 tahun kemudian. Kita bisa lihat dari kejadian di atas, selama 17 tahun dari di kumandangkannya Sumpah Pemuda, maka muncullah kemerdekaan Indonesia. Dan untuk saat ini, kita bisa saja memperkirakan Skenario Masa Depan bahwa tahun 2020 akan ada perubahan pada negara Indonesia ini, entah apa, bisa saja perubahan regress maupun progress.



Laksana embun penyejuk dalam kehausan, Pembantu Dekan III FKIP Unila, Dr. Iskandar Syah, M.H menyampaikan materi di sesi 3 dengan gayanya yang khas dan tidak monoton sehingga memberi stimulus bagi para mahasiswa untuk mengobarkan api semangat dalam dirinya. “Wawasan Nusantara” adalah judul materi yang Beliau sampaikan. Tidak seperti permateri lainnya, Pak Iskandar menyampaikan materi tidak dengan duduk di belakang meja namun berdiri gagah di depan para mahasiswa Bidik Misi dengan semangat nya yang membara.
Suasana saat akan 10 menit sebelum acara dimulai kembali.



Beberapa hal penting yang bisa saya ambil dari Pendidikan & Pelatihan Bidik Misi Tahap II hari ini adalah : Aktif berorganisasi baik internal maupun eksternal kampus harus diseimbangkan juga dengan kuliah guna mewujudkan kehidupan yang dinamis, karena mahasiswa sebagai agen perubahan tidak memikirkan dirinya sendiri saja, namun keluarga, nusa bangsa & negara.

Posting Komentar

0 Komentar