Menyikapi Kehampaan Jiwa Kita Selama Ini: in Frame Milad FLP ke-23

Bismillahirrahmanirrahim.
Hai. Lama tidak berjumpa, lama juga tidak menyapa. Seperti biasa, apakabar? Kuharap kita selalu dalam kondisi baik, baik secara fisik, mental, maupun finansial. Haha. Dan terus berusaha menjadi lebih baik, seperti bibit pohon beringin yang selalu bertumbuh, yang kelak akan meneduhkan orang disekitarnya. Sudah sekian lama saya tidak update di blog ini ya, saya khawatir sudah ada ternak laba laba disini hehe. Maafken setahun belakangan di tahun 2019 saya benar benar fokus untuk menuntaskan kewajiban saya yang belum terselesaikan (actually saya malas menyebutkan ini apa, jadi ya inilah yang bisa tersebutkan)

Saking fokusnya, saya ndak ada waktu lagi untuk sekedar menulis, menuangkan unek-unek saya, yang sedari lama saya menyebutnya: #WritingAsSelfHealing. Ternyata ini keresahan saya yang baru saya sadari akhir akhir ini. Tepat di akhir tahun 2019, ketika satu beban bisa saya lepas, saya hanya membuat 2 resolusi untuk di tahun 2020; 1) Tidak tidur lagi setelah subuh, meskipun atau tetap harus stay in/melek jam 07:00 lagi 2) Membuat status dan membalas chat dalam bahasa Inggris khusus di aplikasi perpesanan WhatsApp. Learn from the past, I will not make a many resolution for one years. I just wanna make a one or two resolution that make a big impact for my whole life. Karena saya di tahun 2019 itu sudah tidak rutin menulis dan resolusi saya secara tersurat enggak ada unsur menulis menulisnya, saya jalani hidup tanpa rutinitas menulis yang saya lakukan hampir setiap harinya di tahun 2018. Awal awal tahun semua baik-baik saja, dan saya merasa tidak ada yang masalah. Tapi hari ke hari, minggu ke minggu, peralihan dari bulan Januari ke Februari, lama lama saya ngerasa, “Kok ada yang kosong ya? Tapi apa?”
Para pemateri, panitia, dan punggawa FLP Lampung
Baru setelah menghadiri undangan Milad FLP ke- 23 hari Minggu, tanggal 23 Februari 2020 di Balai Keratun dan berdiskusi bersama kawan bertumbuh saya, Widya Al Falah, barulah malamnya saya sadari bahwa saya tidak melakukan satu bidang yang saya suka: Yaitu menulis. Bidang lain terpenuhi, tapi tidak dengan kolom “Bidang yang Anda Suka”, alhasil saya berada di kelopak ikigai belah kanan >> nyaman, tapi merasa kosong. Hmmmm
Btw Widya Al Falah adalah adalah founder Writing Forum Indonesia dan mengajak saya untuk bertumbuh juga di dalamnya, yang sebelum diresmikan menjadi komunitas, kami berdua dan beberapa kawan lainnya hanya terpikirkan sebuah kumpulan anak muda yang membuat content-content video saja haha. Okeh kembali ke laptop… Mengenai Milad FLP ke-23 yang dibungkus dalam seminar nasional dengan tajuk “Literasi Hijau: Menanam Aksara, Merawat Bumi” di Balai Keratun pada bertepatan pada tanggal 23 Februari 2020, menghadirkan 3 pembicara, yakni:
1.      Dra. Yanti Riswara, M. Hum (Kepala Kantor Bahasa Provinsi Lampung)
2.      Dr. M. Irfan Hidayatullah, S.S., M. Hum (Ketua Dewan Pertimbangan FLP 2017-2021, Dosen Sastra UNPAD)
3.      Irfan Tri Musri (Direktur WALHI Lampung)
Widya Ayu a.k.a Widya Al Falah dan Ajeng Dini Utami a.k.a Adinut
Acara ini zero waste sesuai dengan tajuk yang digaungkan. Peserta diminta membawa tumbler dan wadah makan sendiri. Panitia menyiapkan air mineral galon dan kudapan snack. Dari pemaparan yang disampaikan oleh ketiga pemateri, dapat diambil benang merah bahwa sebuah bencana adalah isyarat dari alam. Sebagai seorang literacy enthusiast, penting bagi kita untuk terus menggaungkan reduce, recycle, and reuse dalam meminimalisir dan membantu bumi agar tidak semakin kelelahan akibat intensitas sampah plastik yang bagai bola salju saja; setiap harinya tidak berkurang. Kesadaran itu harus dimulai dari diri sendiri, lalu menginisiasi yang lainnya.
(Written by Ajeng Dini Utami)

Posting Komentar

0 Komentar