Sekumpulan umat muslim yang berasal dari berbagai
ormas di Lampung mengadakan Aksi Damai Bela Palestina di Tugu Adipura, Bunderan
Gajah, Tanjung Karang pada Selasa, 12 Desember 2017 pukul 14:30 s/d selesai.
Saya tertegun begitu tumpah ruahnya pemuda-pemuda bahkan para orangtua
bersemangat longmarch seusai solat ashar di masjid taqwa. Padahal para pemuda
lalai sempat terlintas dalam fikirannya, “Ngapain capek-capek jalan longmarch,
mending langsung aja ke bunderan gajah ngikut aksinya.” Dan saya adalah salah
satu pemuda lalai yang sempat terlintas fikiran seperti itu.
Aksi diwarnai hujan air. “Ini hanya hujan air, bukan
hujan peluru. Hujan adalah tanda keberkahan dari Allah. Dan hujan adalah salah
satu waktu mujarab dimana do’a akan dikabulkan. Hujan air yang menyejukkan,
hanya hujan air, tidak seperti hujan peluru di Suriah sana, di Palestina sana.
Dimana saat kita menikmati kesejukkan hujan air, saudara kita disana dengan
perasaan berdencang, hujan peluru bak lonceng antri kematian.” Salah satu
komentar orang yang mengikuti Aksi Damai Bela Palestina yang tak mau disebutkan
namanya.
Selasa produktif. Sehabis sholat magrib, beberapa
massa aksi pulang, beberapa lainnya ada yang menyengajakan diri mengikuti
perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Lapangan Korem 043 Gatam (Lapangan
Saburai) ba’da magrib pukul 18:30 yang rangkaian agendanya berupa hadroh,
bersholawat, dan materinya diisi Ustadz Abdul Somad, Lc, MA. Saya memang tak
mengikuti rangkaian agendanya sampai selesai benar, tapi satu kejadian singkat
pada malam itu takkan pernah selesai teringat dalam otak saya (I mean, unforgettable).
Ditulis pada malam yang dingin dan gelap sepi,
Hotel Arnes Bandar Lampung,
Kamis, 15 Desember 2017
0 Komentar