Kita Semua Punya Peran

Ajeng Dini Utami sedang memandu games di SD N 2 Margoyoso, Tanggamus.

Mahasiswa identik dengan kata-kata yang mengekori dibelakangnya. Iron Stock, Agent of Change, Social Control, apalagi? Begitu melimpah ruah jumlah mahasiswa dalam sebuah kampus. Setiap tahunnya, tak kurang 5000 lebih mahasiswa menjadi tunas baru masa depan. Para generasi yang sudah mulai surut kiprahnya, mulai redup sinarnya, berharap generasi-generasi baru ini bisa membuat wajah Indonesia menjadi lebih baik.
 
Dari jumlah mahasiswa yang sedemikian banyaknya di kampus, bisa kita perhatikan sendiri. Saat sebuah lembaga eksekutif membuka ruang diskusi tuk tuntaskan permasalahan dikampus, berapa banyak mahasiswa yang hadir? Meski telah diundang secara resmi tak semua dapat memenuhi Undangan tersebut. Saat lembaga eksekutif itu juga mengadakan Aksi, *Tolak UKT* misalnya, meski banyak yang merasakan beratnya UKT, dimana mereka semua saat aksi berlangsung? Pada intinya mahasiswa seperti ini, yang tak perduli dengan lingkungan kampusnya, dan kerjanya hanya kuliah pulang-kuliah pulang, di cap sebagai mahasiswa apatis. Atau mahasiswa muslim yang tak pernah ikut kajian islam dikampusnya adalah seorang yang tidak taat. Benarkah ini? Sebenarnya saya tak sepenuhnya sependapat. Mengapa?

Pertama, saya benar-benar tak setuju jika semua mahasiswa yang tidak aktif dikampus disebut sebagai mahasiswa apatis. Belum tentu. Intropeksi diri broo. Bisa jadi dia yang tidak aktif di kelembagaan kampus menjadi orang andalan di RT nya, organisasi dekat rumahnya. Bisa jadi ia lebih akrab dengan tetangga-tetangganya melebihi kita, yang ngakunya AKTIVIS KAMPUS, tapi tetangga sebelah kelaperan kita gak tahu.

Kedua, banyak jalan menuju syurga. Kau boleh lewat jalan manapun. Karena banyak jalan menuju kesana, menganakemaskan salah satu jalan dan men-cap sebagai satu-satunya jalan terbaik adalah pengejawantahan aplikasi pengetahuan yang keliru. Banyak jalan brooo, okee. Open your mind. Open your windows. And open your heaart *apasih. Intinya menjadi pengurus lembaga rohani islam bukan satu-satunya jalan menuju syurga kok. Kembangkan dirimu, upgrade skill, tekuni apa yang kamu inginkan. Selama itu aktivitas positif dan bisa tetep deket ama yang diatas, gak ada salahnya kok. Jadi muslim pecinta alam? Gak masalah! Jadi muslim designer? Jadi muslim pecinta lingkungan? Jadi muslim pecinta seni Islam? Waah apa aje deh yang bikin kamu merasa senang menjalaninya, just do it?
Jadi duta shampoo lain? Dulu sih pernah coba yang lain, tapi ketombenya balik lagi. Aku sih pake pantene. *taraaaaaaaiklanpariwaraaaaa* ~

Dan yang terakhir, tak ada seorang pun yang tahu dalamnya hati seseorang. Jadi jangan pernah menilai seseorang hanya dari penampilan luar. Wanita berjilbab lebar belum tentu sholehah. Tetapi wanita sholehah pasti menutup auratnya dengan sempurna. Hanya karena seorang pria berpenampilan layaknya ikhwan, sering terlihat ke masjid, tak ada yang bisa menjamin bagaimana kondisi hatinya, hanya Allah! Bukan bermaksud suuzon terhadap orang-orang yang terlihat baik, ataupun yang terlihat buruk. Namun tak ada satupun yang tahu murninya hati seseorang, kecuali Allah. Yang kita perlu lakukan adalah terus menerus berbuat baik agar Allah melihat kita, agar Allah ridho pada kita.

Alangkah indah dunia. Bukan saat kau mendapat kejutan manis dari kekasihmu. Bukan pula saat mendapat banyak harta. Terasa indah saat di penghujung hidupmu, saat kamu mulai akan melangkah di kehidupan kedua, kau tahu, Allah membelaimu dengan lembut, mengangkat jiwamu ke Arsy-Nya dengan tenang lalu kau mengetahui isyaratnya bahwa Dia meridhoi amal-amalmu, Allah menganggapmu sebagai kekasihnya, bayangpun! Allah sang Maha Pemilik Segalanya, akan memberikan apapun untuk hamba yang Ia ridhoi.

Jadi, siapapun kamu. Aktivis dakwah. Aktivis Pers. Aktivis Pergerakan. Aktivis Sosial. Aktivis Masjid, Aktivis HAM, Aktivis Buruh, Aktivis Wanita, Aktivis Generasi anything. Dimanapun tempatmu berkarya. Di kampus, sekolah, masjid, jalan, atau bahkan gang sempit. Lakukanlah kebaikan. Apapun gelarmu. Margamu. Sebutanmu. Julukanmu. Mari berjuang bersama!

Posting Komentar

0 Komentar