![]() |
Pict by pixabay.com |
Beliau berada dipenghujung usianya.
Tepat setengah abad usia beliau saat ini. Dibesarkan dari keluarga yang kurang
beruntung secara ekonomi tak membuat semangatnya rapuh, apalagi melepuh, meski
usia sudah hampir sepuh. Orangtuanya sudah meninggal setelah genap 4 tahun
perkawinannya dengan gadis Sumendo. Jadilah beliau yatim sejak usia 34 tahun.
Anak bungsu dari 7 bersaudara, mempunyai masalah dengan kakaknya masing-masing,
tak pernah akur. Bahkan hingga detik ini. Bukannya tidak rukun, hanya saja
orang terdekatnya tak pernah merasa bahwa beliau memiliki kecocokan karakter
dari semua saudara kandungnya.
Semasa muda, khususnya sejak SMA, beliau
adalah sosok pemuda yang cukup disegani di wilayah tempat tinggalnya, pemuda
dengan semangat yang membara, pintar bergaya saat kamera menyapa, selalu ingin
belajar dimanapun ia berada, hal inilah yang membuat banyak wanita menaruh hati
padanya. Sampai suatu ketika, seorang gadis mencuri hatinya. Dalam hati
bertanya-tanya, siapakah gerangan gadis cantik yang bisa membuka gembok hati
yang telah ia kunci bertahun-tahun? Tak disangka dia menguntit gadis itu
diam-diam, diketahuilah bahwa gadis itu aktif di kepengurusan masjid. Beliau
melakukan segala cara agar bisa dekat dengan gadis itu, jadilah beliau adalah
orang yang aktif mengurusi kegiatan di masjid, menjadi remaja islam masjid, menjadi
guru ngaji anak-anak SD. Berubah sangat drastis. Bahkan saat beliau memberikan
diri untuk melamar gadis tersebut, semua syarat ia sanggupi. Berhenti merokok,
yes. Tidak menghubungi mantan lagi, yes. Belajar agama lebih dalam, yes. Semua
syarat terpenuhi, hingga satu hari yang akan dikenang sepanjang masa itu tiba.
Mereka menikah. Setahun kemudian
melahirkan seorang anak perempuan cantik seperti wanita yang telah beliau
nikahi. Tahun tahun pertama dalam bingkai keluarga kecil, bagaikan masih dalam
tahap level 1 sebuah permainan. Mudah ditebak kearah mana kesulitan digulirkan
oleh sang maha Penulis, dan dengan mudah mereka berdua membuat benteng
pertahanan. Namun tahun ke tahun berlalu, 4 tahun kemudian, mereka melahirkan
anak kedua. Tampan. Namun garis wajah tak seperti beliau yang lebih tegas. Anak
keduanya ini sungguh lucu sekali. Perjalanan biduk rumah tangga ternyata tak
semudah anggapan pemuda-pemuda lalai, juga tak sesulit wanita-wanita yang
bercerai. Ternyata banyak badai dan ombak besar di depan siap menghadang.
Setelah melahirkan anak kedua, anak
pertama beliau tak pernah lagi melihat beliau satu kamar dengan istrinya. Sejak
saat itulah hubungan seperti tidak harmonis lagi. Beliau yang semula sudah tak
merokok, lalu mencoba merokok lagi, dan akhirnya terus menerus merokok tanpa
henti. Bahkan sudah diperingatkan Tuhan dalam sakit batuk-batuknya saat berumur
setengah abad kurang dua tahun, beliau tetap kambuh merokok setelah sembuh. Tak
sampai disitu, beliau bahkan sedikit demi sedikit meluntur nilai keislamannya,
mulai meningglkan sholat, tak terlalu menggubris ceramah agama. Semenjak
ketidakharmonisan itu, suami istri seperti kucing dan anjing yang selalu
bertengkar hampir setiap hari. Mengerikan. Tapi itulah kenyataannya.
Lalu bagaimana nasib dua orang anak yang
menjadi anak beliau dan wanita Sumendo itu? Bisa kau bayangkan, jadi apa dua
anak itu sekarang? Apakah menjadi seorang anak yang broken home, kurang rasa
kasih sayang? Oh justru tidak, mereka berdua tumbuh menjadi pemuda-pemudi
normal tentu dengan jalan hidup masing-masing. Anak pertama telah tumbuh
menjadi gadis muslimah yang sangat menjaga harga diri dan kehormatannya,
sedangkan anak kedua menjadi seorang anak yang maniak game adventure, maniak
juga dengan anime lovers. Mereka berdua memang dibesarkan ditengah-tengah
keluarga yang kurang harmonis. Tapi lihatlah, mereka tidak merokok, minum
alkohol, apalagi mengonsumsi drugs!
Beliau berada dipenghujung usianya.
Tepat setengah abad usia beliau saat ini. 3 anggota keluarganya seperti seolah
seakan memusuhi beliau. Menolak ketika dipanggil. Merengek ketika dimintai
tolong. Namun merajuk ketika meminta duit. Dasar anak-anak. Hehe. Beliau
seperti mencari teman lain dalam kehidupannya selain istri, juga anak-anaknya.
Alhasil beliau yang juga mendapat amanah sebagai kepala wilayah, saat setiap
malam diadakan ronda, beliau mencurahkan rasa ingin bercerita disini, bersama
warga-warga dan tokoh adat.
Beliau berada dipenghujung usianya.
Tepat setengah abad usia beliau saat ini. Beliau sebenarnya sangat penyayang,
namun cara beliau disalahartikan oleh anaknya sendiri seperti tindakan
overprotektif. Saat kau membaca ini, tokoh aku tak lain dan tak bukan adalah
Ibu dari anaknya anak pertama beliau!
0 Komentar