Jangan Salahkan Kami yang Begini! – MyStory

pict by pixabay.com



Kami terlahir dari kemunafikan dunia bermula. Dimana teknologi sangat mutakhir, peralatan-peralatan canggih hadir, kamera yang dapat terbang tanpa sayap namun dengan tongkat narsis yang sesuka hati memotret sekelik seilir. Telepon pintar, sebutan lain dari smartphone. Teleponnya pintar, namun penggunanya...... (yah bisa kamu isi sendiri)

Dimana angka penunjuk hasil dalam buku laporan lebih dipentingkan daripada apa yang sudah tertanam. Dimana indeks prestasi akan lebih sering ditanyakan daripada, “apa kontribusimu terhadap masyarakat?”

Dimana huruf mutu dan nilai akhir suatu mata kuliah lebih dipandang sepenuh mata daripada proses belajar yang tidak mudah, melelahkan, serta membuat jemu di pertengahan jalannya.

Dengan kata lain, nilai yang tertera LEBIH DIPENTINGKAN daripada implementasi dari ilmu yang ada. Kondisi yang miris. Kondisi yang menjangkiti semua manusia, makhluk yang notabene takkan pernah lepas dari salah dan khilaf.

Kamu mengaku dirimu baik? Takkan terjerat dengan semua itu? Hahaha. Hati-hati, justru ketika kamu merasa dirimu sudah baik disaat itulah sesungguhnya kamu susah untuk diperbaiki. Hal ini disebabkan karena kamu merasa sudah cukup dengan apa yang kamu perbuat saat ini.

NB : Tulisan ini semata-mata sebagai pengingat khususnya bagi diri sendiri. Tak ada niatan untuk menyindir seseorang, suatu pihak, maupun suatu kelompok

Posting Komentar

0 Komentar