Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku
Lengkapi diriku
Oh sayangku kau begitu......
Hihi ini bukan postingan tentang
lirik lagu. Yang di atas tadi cuma intermezzo aja. Gue hanya ingin memberi
opini seputar kata tersebut. Sebuah kata dimana saat gue berkata, “Gue pengen
segala hal ini sempurna” , maka orang lain akan menimpali, “Gak ada yang
sempurna Jeng, kesempurnaan hanya milik Allah.” Yes i know i know. Mungkin
karena kita berbeda, maka pemahaman akan sebuah kata pun berbeda. Yang dimaksud
sempurna disini, dalam berbagai hal gue pengen melaksanakan segala sesuatu
secara totalitas, sehingga bila suatu karya/pekerjaan dinilai oleh para juri
kehidupan, seenggaknya nilai 80 ditangan. Yah gue tahu, gak ada yang bernilai
100 di dunia ini. Akan ada suatu hal yang membuatnya menjadi tidak genap 100.
It’s OK. Saat gue berkata segala sesuatu harus sempurna, bukan berarti yang
nanti akan tercipta adalah mahakarya yang elok tanpa khilaf.
Gue berkata bahwa segala sesuatu
ingin sempurna semata-mata untuk memotivasi diri sendiri agar melakukan hal hal
terbaik sampai di batas kemampuan diri terjawantahkan. Gue rasa lo pada yang
baca postingan gue ini pasti nebak-nebak kemana arah pembicaraan ini gue bawa.
Hehe, tapi gak bakal gue bilang secara spesifik, gue hanya sebagai perantara
dan muqadimah aja agar lo lo pade termasuk gue juga sendiri agar semakin
terbuka matanya, kokoh langkahnya, kuat tekadnya, dan gesit kinerjanya guna
mendistribusikan kebaikan, menebar kebermanfaatan bagi orang lain, dan ada rasa
puas tersendiri di dalam diri bahwa, “Gue ternyata bisa karena bantuan-Nya.”
Tolonglah kalau sudah diberi
amanah, diberi kepercayaan, jalanilah dengan versi terbaikmu se-sempurna
mungkin, kalau tidak sanggup bilang saja dari awal bahwa saya tak bisa, jangan
PHP alias bilangnya bisa eh pas deadline malah belom kelar. Itu bikpal namanya.
Bikin paleng hehe.
0 Komentar