![]() |
Suatu hari di parkiran Fakultas Teknik Universitas Lampung |
Bila malam tiba, meski
langit dengan atau tanpa taburan gemintang, tak ada bedanya, karena hadirmu memberi
cahaya dalam perjalanan panjang menyusuri hutan cobaan, sungai air mata, dan
medan terjal kehidupan lainnya. Tetaplah berpijar, jadi pemantik bagi orang di
sekitarmu. Ini adalah tulisan kesekian kalinya yang aku buat tokoh utamanya
adalah kamu, meskipun aku tahu, barangkali kamu takkan pernah membaca tulisan
ini, tak mengapa. Membaca tulisan-tulisanmu di media sosial saja itu sudah
cukup bagiku, Kak.
Salahkah aku bila menyimpan
butiran rasa itu dalam bingkai hati?
Aku rasa tidak. Karena
ini adalah anugerah dari sang Maha Pemilik Hati, salah satu tanda-tanda
kekuasaan-Nya, membuatku lebih dewasa dalam bertindak, berfikir, dan
berprilaku. Aku pun meyakini, bila Tuhan mengirimkan rasa pada hati kita, bukan
berarti kita harus merasa malu, atau menampik rasa yang ada. Jatuh cinta itu lumrah.
Fitrah setiap manusia. Namun yang harus digarisbawahi disini adalah : karena
cinta berasal dari sang Maha Pemilik Hati, maka dekati dulu Dia, tanya pada-Nya
apakah memang dia yang pantas untukmu?
Untuk kakak ************* (disensor. bukan hitungan karakter namanya yang sebenarnya), terimakasih telah menginspirasiku sampai hari ini.
0 Komentar