![]() |
Foto Dokumentasi Adinut |
Kau tahu siapa aku? Aku hanyalah.. Manusia
biasa yang dengan rahmat Tuhan bisa menikmati dengan gratis setiap nafas yang
terhembus. Karunia Tuhan yang tak terhingga, dimana 1 liter oksigen di jual dg
harga Rp Rp25.000 di Apotik. Seorang yang tak luput dari rasa penyesalan.
Merasa terasing (terkadang). Rapuh. Mudah menangis. Tak ingin merepotkan orang.
Manusia dengan segala kekurangan, dan beberapa kelebihan yang dimilikinya.
Personal sekali ya postingan aku kali ini.
Terserah. Sudah aku katakan berkali kali bahwa aku menulis bukan untuk membuat
kamu sekalian kagum, membuat buku best seller, maupun menempatkan ekspektasi
yang terlalu tinggi pada pencapaian hidup aku. Namun jangan juga diartikan
bahwa aku bukan seorang yang tak punya ambisi, wah salah besar jika terbesit
pemikiran seperti itu. Aku lebih mengedepankan substansi, esensi, dan urgensi
dari sebuah ilmu. Penerapannya lebih penting, daripada hanya sekedar berlalu
dibawa angin yang bertiup sepoi-sepoi.
Ini mungkin agak berlebihan, but whatever you say. Aku
bukan tipikal orang yang sabar. Sabar dalam menggapai apa yang aku mau, aku
inginkan? Haa no way! Aku gelisah-an. Tak segan mengutuk diri sendiri ketika
ekspektasi tak sesuai dengan kenyataan yang ada. Mencaci maki diri, “Lo itu
usaha woy, jangan manja! Jangan males-malesan! Gak usah kebanyakan alesan!”
Tetapi sebagian diri lain berujar, “Gue lelah broh, gue capek, gue pusing,
pikiran gue kalut, bukan karena banyaknya urusan, tapi karena minimnya alat
yang bisa gue pake untuk ngeberesin urusan urusan gue.”
Jadi saat kamu berteman denganku dan kamu
merasa bahwa diriku terkadang ramah, terkadang cuek, mohon dimaklumi
kawan. Aku sedang cuek saat kondisi badan aku tidak enak. Dapatkah kamu
bayangkan saat fisikmu sedang lemah dan berada di tempat yang memaksamu untuk
terus berfikir, bagaimana mungkin secercah senyuman akan terbit? Apalagi jika
temanmu yang tak faham bahwa kau sedang sakit, meluncurkan dari lisannya,
pertanyaan demi pertanyaan (pr) seperti lamanya kembang api mengusik langit
saat tahun baru? Oh please, avoid that people from me!
Aku bukan tipikal orang yang akan memaksa
orang lain untuk membantuku, kalau tak mau membantu yasudah. Namun saat orang
yang ku mintai bantuan dahulu tak menggubris dan posisi sudah berputar menjadi
ia yang membutuhkan bantuanku, maka aku akan berfikir dua kali untuk
membantunya. Masalah tolong-menolong, sudah kapok raga ini meminta pertolongan
pada orang-orang yang tak bisa dimintai tolong. Bukannya tak menghargai mereka,
tapi mereka yang tak menghargai saya. Ya, semoga kita semua selalu diberikan
hati yang lapang oleh Allah untuk menolong sesama ya.
Oke memang ini agak panjang tapi percayalah,
ini yang terakhir. Jujur aku benci dengan kebiasaan wanita. Apa? Bergosip!
Berita yang belum jelas kebenarannya dijadikan bahan obrolan asik sambil ngupi
pay! Saya sangat menghindar-hindari bergosip. Kecuali jika ada kejelekan
seseorang yang sudah menjadi rahasia umum dan untuk pembelajaran bagi sesama
supaya tak melakukan hal jelek seperti orang tersebut, saya sih sah-sah saja.
1 Komentar