Harusnya tak
seperti ini
Harusnya tak begini
Dan berbagai
‘seharusnya’ yang lain
Menampar setiap sel
syaraf di otakku
Memelintirnya
hingga menjadi pipa pipa kecil tak beraturan
Menyeret, mengikat,
membelenggu, sampai jumlah kerusuhan sel tak terhitung lagi
Jalinan yang rumit,
membuatnya sulit untuk diluruskan kembali
Tak berdaya
Hanya seonggok
manusia rapuh
Berharap kasih-Nya
Berharap uluran
tangan-Nya
Setiap melihat yang
lain, aku merasa.. Aku mah apa atuh..
Yang lebih rupawan
dariku tentu banyak,
Yang lebih populer
dariku juga banyak
Yang lebih
bergelimpang harta dariku juga tentu banyak
Apalagi, yang lebih
pintar dariku.. sudah tentu pasti banyak..
Lantas apa yang
bisa ku banggakan?
Tak ada!
Kau tahu kawan,
mengejar sesuatu selain bukan karena-Nya itu lelah.. sungguh, lelah..
Ada semacam luka
perasaan saat kamu meniatkan sesuatu bukan karena-Nya dan hasilnya tak sesuai
dengan ekspetasi..
Sudah lagi, saya
tahu.. Kalian hebat, SUKSES, retorika MANTAP, IP TINGGI..
Banyak hal yang aku
pelajari dari kalian..
Stop! Jangan
memaksaku untuk membeli topeng di pasar Keterbelengguan
Stop! Aku lelah
bersandiwara!
Stop! Aku ingin
diriku yang dulu
Ya Tuhan, jauhkan
hamba dari rasa cinta Dunia.. Hamba lelah ya Tuhan..
0 Komentar