![]() |
Pict from pixabay.com
|
Mungkin ini yang dinamakan uji kesabaran. Mengebu-gebu menginginkan sesuatu namun keadaan tak mengizinkan untuk menjadi seperti yang saya inginkan. Lapar. Letih. Lesu. Tak tahu lagi harus kemana diri ini berserah. Seperti tak ada satupun telinga yang mau mendengar, sepasang mata yang mau menatap nanar, atau jiwa yang akan berkelakar. Man Jadda Wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Tapi nasihat itu hanya akan jadi bunga layu apabila tak diiringi juga dengan Man Shabara Zhafira. Siapa yang bersabar dia akan beruntung.
Kesimpulan dari
semua benang kusut ini adalah selain tekad yang kuat untuk mencapai sesuatu
kita juga perlu bersabar. Bersabar aktif. Bersabar yang solutif. Bukan pasif. Kata kata ini mudah sekali saya ucapkan pada
orang lain, tapi tidak untuk diri sendiri, terkadang, saya rasa. Seperti berada
pada persimpangan jalan yang sulit untuk diterka ke arah mana semua akan
berakhir, dihadapkan pada pilihan pilihan yang menggiurkan untuk dipilih semua,
entahlah, akupun bingung akan dibawa kemana arah pembicaraan ini.
Untukmu yang
nekat membaca tulisan ini, sudahlah hentikan saja, ini bukan sebuah tulisan
yang akan dipajang, dipamerkan, ataupun menang dalam lomba puisi, ini hanyalah
goresan tinta sejarah kehidupanku yang orang lain takkan pernah tahu sebelum
merasakan menjadi aku. Maafkan hambaMu yang lemah ini ya Tuhan, semoga kelak
semua akan menjadi jelas, clear dan focus. Aku hanya ingin satu dan
satu-satunya keinginanku adalah menggapai Ridho-Mu.
0 Komentar