Pedang tanpa Rupa – Sebuah Cerita Pendek

pict from pixabay.com

Kelak kau akan merasakan menjadi aku.. Sulit rasanya, pedih hanya perih yang dirasa tiap waktu. Bayangkan. Bayangkan pada suatu masa ketika kamu telah beranjak dewasa, usiamu hampir kepala dua, beban yang kau pikul semakin berat. Orang-orang disekitarmu mengganggapmu seorang yang berpendidikan tinggi, “MAHASISWA” sebutan bagi dirimu yang kini kemana-mana membawa kendaraan sendiri.
Kau tahu? Aku bukanlah tipikal orang yang mudah mengalah, bahkan dengan adik sendiri. Aku juga orang yang menyebalkan banyak orang karena mereka menganggap aku orang yang melakukan sesuatu secara cepat, tak suka bertele-tele apalagi basa-basi. Kepribadian ini yang membuat seseorang merasa tak betah berada di dekatku. Seseorang itu adalah seorang pria yang sedari kecil menyuruhku memanggilnya ‘Ayah’..

“Kamu itu udah mahasiswa loh, mbok ya sikap kok masih kayak anak kecil! Sama adek sendiri kok berantem!” kata orang yang kupanggil ‘Ayah’.
“Kalo nyuruh adek itu ya jangan marah-marah, mana mau dia disuruh!”
“Kamu itu udah MAHASISWA, masa gini aja gak ngerti sih!”
Beberapa perkataan dari seorang yang ku sebut ‘Ayah’ seringkali menyakiti ulu batinku. Saat aku menangis, dia hanya berujar..
“GAK USAH CENGENG! LEMAH AMAT SIH!”
“ASTAGA RUGI AYAAH SIN MINTA BANTUAN KAMU! LEBIH BAIK MINTA BANTUAN OM HERI, GAK PAKE BAYAR, GAK MINTA JAJAN.”
“K****NG KAMU YA!! NYESEL GINI AYAH MINTA BANTUAN KAMU MENDING GAK USAH!!”
“KALO GAK KARENA TERPAKSA, MALES AYAH ITU MINTA BANTUAN KAMU!!”
“KAMU ITU KOK SETIAP DIMINTAIN BANTUAN ADA AJA MASALAHNYA, ADA AJA HAMBATANNYA, APA YANG LANCAR SIH KALO SAMA KAMU ITU?
Namaku Sinosius, dan aku tak mempercayai ada orang yang benar-benar TULUS. Aku hanya percaya, pada satu Dzat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yakni Allah SWT. Aku hanya bergantung pada-Nya, aku hanya mempercayai bahwa Dia-lah yang paling menyayangiku di dunia ini. Aku takkan percaya siapapun lagi.
Orang yang kusebut Ayah memang selalu mencukupi kebutuhanku, tapi tak pernah ku rasakan ‘cinta’ di dalamnya.
Welcome to my life.

Posting Komentar

0 Komentar