Inspirasi keren dari Bang Darwis Tere Liye saat Agenda Bedah Buku

Sumber : dokumentasi pribadi Adinut

BEM Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang mengadakan Bedah Buku pada Minggu, 10 Mei 2015, bertempat di Aula Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang. Kali ini mendatangkan novelis yang karyanya sudah melanglangbuana ke penjuru nusantara dan dunia. Digandrungi para anak-anak, remaja, dewasa, juga berbagai kalangan usia. Siapa lagi kalau bukaaaaaan bang Darwis Tere Liye! Bahagia banget dikasih kesempatan oleh Tuhan untuk hadir dalam acara ini. Nikmat sehat, nikmat rezeki, dan waktu luang menjadi salah tiga alasan daku hadir dalam bedah buku ini.

Acara dibuka dengan sambutan oleh Ketua Pelaksana, Presiden Mahasiswa Poltekkes, juga Direktur Poltekkes. Selanjutnya dimeriahkan pula oleh penabuh gendang cetar membahana, namanya lambreta percussion. Mereka berasal dari UKM Bidang Seni Politeknik Negeri Lampung. Setelah rangkaian acara pembuka telah usai, muncul sosok yang sangat inspiratif di tengah-tengah peserta. Siapa lagi kalau bukan bang Darwis Tere Liye!
Sumber : dokumentasi pribadi Adinut

“Apa urgensi kita menulis? Supaya kaya? Supaya bisa jalan-jalan? Supaya terkenal? Supaya dapat duit? Itu tidak salah dek. Namun itu bukan alasan yang memadai untuk menjawab pertanyaan mengapa kita menulis. Kita butuh penjelasan yang sangat kristal mengapa kita menulis. Dikisahkan ada 3 sahabat, burung pipit, penyu dan pohon kelapa. 20 tahun kemudian mereka berkisah tentang kehidupannya. Burung pipit yang sudah kemana-mana, penyu yang jalannya lambat, namun saat di air menjadi cepat kilat. Pohon kelapa hanya bercerita bahwa setelah 20 tahun mereka berpisah, ia hanya berdomisili di situ-situ saja, tak bisa kemanapun. Namun tahukah Anda? Ketika pohon kelapa berbuah, buahnya jatuh ke bawah, lalu terbawa arus sampai samudra, buahnya menyebar ke lain tempat, lain pulau, lain benua. Ya, inilah yang dinamakan menebar buah kebaikan.” Ujar Bang Tere saat pembukaan.

Jadi saat kita menulis untuk mendapat pujian dan kekayaan, itu bukanlah akar yang kuat untuk terus menulis. Akar kuat yang membuat kita terus menulis adalah untuk berbagi kebaikan seperti yang di analogikan pada cerita di atas. Saat kita membuat tulisan agar banyak yang nge-like dan komen, sedangkan saat tak ada yang ngelike dan komen kita menggerutu dalam hati, kesel sendiri sampai pada tahap yang tinggi, kita berhenti menulis! Inilah yang paling BERBAHAYA!
Ini gue saat lagi di acara bedah buku. Gak kesampean poto bareng eh malah selfie.

Dalam bedah buku yang tak seperti bedah buku ini, malahan seperti seminar motivasi kepenulisan, bang Darwis Tere Liye menuturkan 4 Genre Novel dan Tipe Tipe Novel yang sudah ia terbitkan.
4 Genre Buku karangan bang Darwis Tere Liye antara lain :
1)      Romansa
2)      Anak-anak dan keluarga (sisi religius)
3)      Ekonomi & Politik
4)      Fantasi Remaja

Bang Darwis Tere Liye membagi 3 Tipe buku yang sudah ia tulis untuk disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
1)      Menghibur & Menemani
2)      Bermanfaat
3)      Menginspirasi

Posting Komentar

2 Komentar

Anonim mengatakan…
maaf min, lambreta percussion itu dari UKMBS Politeknik Negeri Lampung bukan dari poltekes, terimakasih
Ajeng Dini Utami mengatakan…
Okay.. Sorry before & thanks for the information. The script has been changed.