Dunia Mah Apa Atuh.. Cuma Sementara Ajah!

pict by pixabay.com

Nasihat Syeikh Abdullah Azzam untuk yang sedang ujian sekolah/kampus...
Wahai Pemuda dan Pemudi, pada malam-malam menjelang ujian, mungkin kalian kurang tidur. Ya,benar. Jika memperoleh nilai 60, maka kalian sangat dongkol merasa kesal dan kecewa. Karena kalian ingin memperoleh nilai baik atau istimewa. Tapi jika kalian kehilangan shalat subuh atau shalat wajib lainnya seminggu penuh atau selama musim ujian,maka kalian tidak bersedih sebagaimana kesedihannya saat mendapatkan nilai yang jelek.”
Mengapa demikian? "Karena musibah yang menimpa di dunia dalam pendangan manusia lebih besar daripada musibah yang akan menimpa di akhirat, padahal kesenangan di dunia ini hanya sedikit dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa."
(QS An-Nisa : 77)
Postingan ini dibuat untuk alarm pengingat bagi ikhwahfillah rahimakumullah di belahan bumi manapun, terkhusus peringatan untuk diri sendiri yang seringkali meremehkan dosa dosa kecil. Dosa itu seperti bola salju, pahala pun sama. "Bukan dosa kecil lagi jika terus-menerus mengerjakannya dan bukan dosa besar jagi jika dimohonkan keampunannya."
(Penjelasan lebih lanjut mengenai sebab dosa kecil menjadi besar bisa baca di artikel saya sebelumnya Sebab-sebab Dosa Kecil Menjadi Besar)
Sedangkan dalam konteks amalan yang baik, Rasulullah saw bersabda: "Sebaik-baik amal itu ialah yang terkenal atau yang paling rutin mengerjakannya, sekalipun hanya sedikit.
(HR. Bukhari dan Muslim)
“Demi Allah, DUNIA ini dibanding AKHIRAT ibarat seseorang yang mencelupkan JARINYA ke LAUT; air yang TERSISA di JARINYA ketika diangkat itulah NILAI DUNIA.”
(HR Muslim)
Allah SWT berfirman : "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa."
(QS. Ali Imran : 133)
Tuh kan.. Telah jelas dalam petunjuk (Al Qur’an dan Hadits) yang tak pernah salah bahwa “apalah atuh artinya dunia dibanding kehidupan akhirat teh…” Al Qur’an itu petunjuk. Memilih meninggalkannya sama saja memaksa diri untuk tersesat dalam perjalanan kehidupan. Yaa semoga kita semua diberikan keistiqomahan dalam menegakkan panji-panji islam, syariat islam yang kaffah. “Yaa muqallibal quluub, tsabbit qalbi ‘ala diinik : Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.” AllahuAkbar!

Posting Komentar

0 Komentar