Catatan Memuakkan 07 April 2015

Adinut lost in Dreamland, hahaha.
Kawan. Terserah Anda menganggap saya aneh, gila, anything else, whatever! Sesukamu saja. Saya punya cara sendiri untuk menjalani hidup, saya punya cara sendiri untuk menekuni apa yang saya suka, saya pun punya cara sendiri untuk mengungkapkan perasaan. Saya tak melarangmu untuk membaca ini, juga tak menyarankan untuk membacanya sampai akhir!
Speechless, saya bingung harus dengan bahasa bagaimana lagi untuk memersiratkan maksud pesan yang ingin saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Tapi yang jelas, catatan ini bukan dibuat untuk mengeluhkan apa yang saya rasa, bukan untuk menunjukkan “Oh… Ajeng orang paling menderita di dunia” bukan pula untuk membuat Anda-anda iba pada saya. Note it! Saya hanya berbagi cerita pengalaman hidup saya, tak salah kan? Kalau Anda merasa tindakan saya salah, tunjukkan letak dimana saya merugikan Anda!

Kawan.. saya suka menulis, terutama cerita pendek. Namun tak sedikit kendala menghadang saat kemauan sudah tumbuh subur dalam sanubari. Saya akan bercerita jujur pada Anda. Tapi 1 hal, kalau Anda merasa cerita yang saya buat mengada-ngada saya tak memaksa Anda untuk percaya pada saya. Toh mau Anda percaya atau tidak, tak ada untungnya bagi saya. Saya benar benar hanya ingin berbagi pada semua, bisa jadi ada yang satu nasib sama saya, jadi kita bisa curhat-curhatan deh, ehehe ngarep.
Taman beringin Unila, tempat yang paling nyaman untuk berfikir out of the box, membaca novel, berkhayal, berimajinasi, sekedar kumpul kumpul di pendopo, bahkan tempat yang sangat nyaman untuk menuangkan aspirasi literasi yang bisa muncul secara tiba – tiba dari teko fikiran ini. Ditunjang dengan fasilitas free wi-fi unila 24jam nonstop! Tapi.. ya lagi lagi bukan hidup namanya kalo gak ada cobaan. Laptop 10 inchi yang saya miliki sudah bocor batereinya, alias gak bisa nyala kalau tidak disambung ke listrik. Jadinya setiap saya ke beringin, inspirasi yang datang selalu saya tulis di buku catatan, tapi ketika sampai rumah untuk menuliskan inspirasi yang sedrai tadi datang, rasanya seperti melahap es krim yang sudah tidak beku lagi (sudah cair). Masih bisa dimakan sih, tapi kurang greget, kurang jos, kurang nendang, kurang maknyos deh pokoknya!
Saya paling tidak menyukai seseorang yang mengganggap apa yang saya lakukan aneh, padahal mengganggu orang yang bersangkutan juga tidak. Contoh: saat saya mengetik naskah di laptop, ada yang bertanya :
“Lagi ngerjain tugas apa, Jeng?”
“Bukan tugas kok, ngetik aja..”
“Ngetik apa?”
“Ngetik tulisan..”
“Tulisan apa”
“Ya nulis biasa aja”
“Cerpen ya?”
“Ya bisa dibilang gitu”
“Buat apa? Emang disuruh ya?”
Gedepaaak!!! Pengen bener gue hajar orang yang nanya-nanya terus kayak gitu, kayak gak ada kerjaan aja! Bukan pertanyaannya yang bikin muak tapi sikap PRAGMATISNYA itu. Ampun deh. Jauh jauh sana huussss. Memangnya kita ngelakuin hobi harus ada alesan ya? Memangnya kita sekolah harus pinter aja gitu tujuannya? Memangnya kita kuliah CUMA kerja aja ya tujuannya? Noh yang gue bold itu contoh pemikiran pragmatis! Loe termasuk kagak? Ehehhe selau bos, gue agak esmosi aja nginget-nginget kejadian lampau, jadi kebawa-bawa kan di tulisan gue. Hadeeh mangaaap, eh maaf.
 Tulisan ini sebagai “balas dendam” dengan sang waktu, dengan sang kesempatan karena tak memberiku ruang untuk sekedar menuliskan apa yang ku rasa akhir-akhir ini. Selain itu, tulisan ini juga sebagai “pupuk unggul” agar saya tetap menulis dan terus menulis. Salam literasi!

Posting Komentar

2 Komentar

Stellarix mengatakan…
Haloo mbak :v
Ajeng Dini Utami mengatakan…
Iyooo dek, apo