![]() |
Adinut lost in Dreamland, hahaha. |
Kawan. Terserah Anda
menganggap saya aneh, gila, anything else, whatever! Sesukamu saja. Saya punya
cara sendiri untuk menjalani hidup, saya punya cara sendiri untuk menekuni apa
yang saya suka, saya pun punya cara sendiri untuk mengungkapkan perasaan. Saya tak
melarangmu untuk membaca ini, juga tak menyarankan untuk membacanya sampai
akhir!
Speechless, saya
bingung harus dengan bahasa bagaimana lagi untuk memersiratkan maksud pesan
yang ingin saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Tapi yang jelas, catatan ini
bukan dibuat untuk mengeluhkan apa yang saya rasa, bukan untuk menunjukkan “Oh…
Ajeng orang paling menderita di dunia” bukan pula untuk membuat Anda-anda iba
pada saya. Note it! Saya hanya berbagi cerita pengalaman hidup saya, tak salah
kan? Kalau Anda merasa tindakan saya salah, tunjukkan letak dimana saya
merugikan Anda!
Kawan.. saya
suka menulis, terutama cerita pendek. Namun tak sedikit kendala menghadang saat
kemauan sudah tumbuh subur dalam sanubari. Saya akan bercerita jujur pada Anda.
Tapi 1 hal, kalau Anda merasa cerita yang saya buat mengada-ngada saya tak memaksa
Anda untuk percaya pada saya. Toh mau Anda percaya atau tidak, tak ada untungnya
bagi saya. Saya benar benar hanya ingin berbagi pada semua, bisa jadi ada yang
satu nasib sama saya, jadi kita bisa curhat-curhatan deh, ehehe ngarep.
Taman beringin
Unila, tempat yang paling nyaman untuk berfikir out of the box, membaca novel, berkhayal, berimajinasi, sekedar
kumpul kumpul di pendopo, bahkan tempat yang sangat nyaman untuk menuangkan
aspirasi literasi yang bisa muncul secara tiba – tiba dari teko fikiran ini. Ditunjang
dengan fasilitas free wi-fi unila
24jam nonstop! Tapi.. ya lagi lagi bukan hidup namanya kalo gak ada cobaan. Laptop
10 inchi yang saya miliki sudah bocor batereinya, alias gak bisa nyala kalau
tidak disambung ke listrik. Jadinya setiap saya ke beringin, inspirasi yang
datang selalu saya tulis di buku catatan, tapi ketika sampai rumah untuk
menuliskan inspirasi yang sedrai tadi datang, rasanya seperti melahap es krim
yang sudah tidak beku lagi (sudah cair). Masih bisa dimakan sih, tapi kurang
greget, kurang jos, kurang nendang, kurang maknyos deh pokoknya!
Saya paling
tidak menyukai seseorang yang mengganggap apa yang saya lakukan aneh, padahal
mengganggu orang yang bersangkutan juga tidak. Contoh: saat saya mengetik
naskah di laptop, ada yang bertanya :
“Lagi ngerjain
tugas apa, Jeng?”
“Bukan tugas
kok, ngetik aja..”
“Ngetik apa?”
“Ngetik
tulisan..”
“Tulisan apa”
“Ya nulis biasa
aja”
“Cerpen ya?”
“Ya bisa
dibilang gitu”
“Buat apa? Emang
disuruh ya?”
Gedepaaak!!! Pengen
bener gue hajar orang yang nanya-nanya terus kayak gitu, kayak gak ada kerjaan
aja! Bukan pertanyaannya yang bikin muak tapi sikap PRAGMATISNYA itu. Ampun
deh. Jauh jauh sana huussss. Memangnya kita ngelakuin hobi harus ada alesan ya?
Memangnya kita sekolah harus pinter aja
gitu tujuannya? Memangnya kita kuliah CUMA kerja aja ya tujuannya? Noh yang
gue bold itu contoh pemikiran pragmatis! Loe termasuk kagak? Ehehhe selau bos,
gue agak esmosi aja nginget-nginget kejadian lampau, jadi kebawa-bawa kan di
tulisan gue. Hadeeh mangaaap, eh maaf.
Tulisan ini sebagai “balas dendam” dengan sang
waktu, dengan sang kesempatan karena tak memberiku ruang untuk sekedar
menuliskan apa yang ku rasa akhir-akhir ini. Selain itu, tulisan ini juga sebagai
“pupuk unggul” agar saya tetap menulis dan terus menulis. Salam literasi!
2 Komentar