T-1 Menuju Kepala Dua

pict by pixabay.com

Kalau biasanya di setiap agenda ada Time Alert, semisal : H-30 Agenda National Leadership maka postingan aku yang berjudul T-1 Menuju Kepala Dua ini memiliki makna satu tahun lagi loh usia 20 tahun akan ku genggam :D

Alhamdulillah Allah masih memberiku kesempatan untuk memperbaiki kesalahan yang pernah kulakukan, bertobat pada-Nya. 11 Maret 2015 kemarin aku ganjil berusia 19 Tahun. Sebuah bilangan usia yang terbilang bukan “Ababil” lagi. Refleksi 19 Tahun semasa hidup, ada 3 macam hal yang ingin kucapai. Meraih Ridho Allah. Membahagiakan orangtua & orang-orang disekelilingku. Serta berjuang menjadi manusia yang aku impi-impikan.
Jadi sekarang pertanyaannya, kontribusi apa saja yang sudah saya berikan pada bangsa, Negara, kampus, maupun lingkungan saya selama 19 Tahun?
“Sepertinya baru sedikit..”
“Sepertinya tidak banyak..”
“Sepertinya belum berdampak besar..”
Jika saya yang menjawab pertanyaan diatas, jawaban yang saya berikan cenderung subjektif, abstrak, dan gak genah. Nah kalau orang lain yang sering berkecimpung dengan saya, pasti bisa menjawab pertanyaan diatas, karena jawabannya objektif.
Mungkin redaksional pertanyaannya agak diganti sedikit agar terkesan gak formal-formal amat. “Apa aja sih aktivitas loe selama 19 tahun ini? Bidang apa sih yang bikin loe kesemsem bingiiitzzz untuk menggelutinya?”
Nah kalo pertanyaannya gini kan enak, saya bisa agak lebih santai jawabnya. Saya kisahkan dari saya SD saja ya. Sewaktu SD saya ditunjuk guru yang membina upacara untuk menjadi MC setiap upacara hari senin karena suara saya yang lantang. Juga acapkali mengikuti lomba menggambar & mewarnai tapi Dewi Fortuna tak kunjung mendukung saya. Dari SD saya sudah memupuk landasan berfikir agar tidak menjadi CEPU (Cekolah-pulang-Cekolah-pulang).
Kalau semasa SMP, saya malah gak pernah jadi petugas upacara. Pernah saya dicalonkan menjadi pembaca Undang Undang Dasar karena saya hafal diluar kepala, eh malah saya sedang menderita batuk, suara saya mengecil, gak jadi pembaca UUD deh (maklum dulu SMP mah baca UUD gak pake MIC, suara harus kedengeran sampe ujung beruk lapangan yang luasnya 50m x 30 m). Ekstrakulikuler yang saya ikuti saat SMP adalah sastra. Pernah shooting film pendek tentang nenek nenek yang ditinggal anak anaknya, backsound nya Sebelum Cahaya – Letto. Satu kumpulan sastra yang sampe saat ini masih saya inget itu cuma beberapa. Sisanya lupa. Mbak Anisa Fajrin, Milla Nur Sarita, Aula Nurul Ma’rifah, mbak Yolanda, sisanya ntah siapa lagi -____- Saya lebih suka buat puisi sih pas SMP dulu, tapi dokumen puisi saya pada hilang semua -____-
Berlanjut ke masa SMA, aku mengikuti PMR dan OSIS. Tapi lagi lagi aku emoh di OSIS. Ya begitulah, masi gaje gimana gituu. Alhasil saya focus aja di PMR. Kalau ditanya berapa banyak ilmu yang sudah saya dapatkan, jawabannya SEDIKIT! Sedikit apa? Sedikit banyak mempengaruhi paradigma saya sekarang, wkwkwk. Gak nyambung banget ya. SD suka ikut lomba mewarnai, SMP ikut lomba sastra, SMA nya PMR! Wkwkwk
Lebih aneh lagi sewaktu kuliah ini. Aneh tapi membawaku pada jalan cahaya yang takpernah kubayangkan sebelumnya. Saat telah lolos snmptn, saya merasa hampa hidupnya, saya memutuskan akan mengikuti organisasi islam saat kuliah! Dan Alhamdulillah terwujud! Saya mengikuti ROIS (sebutan umum bagi ekskul/unit kegiatan islam) tingkat fakultas, tingkat universitas juga ROIS diluar kampus tapi masih komisariat kampus yang tak berani saya sebutkan “namanya”.
Sayapun telah menemukan jatidiri saya saat kuliah ini. Seolah de-javu, saya kembali meminati GAMBAR dan MENULIS! 2 hal yang saya geluti saat SD dan SMP dulu! Kalau diformulakan, rumus hidup saya sepertinya begini :
GAMBAR + NULIS + ORGANISASI = GUEBANGETZZZ
Tapi jurusan kuliah saya bisnis. Yah tetep bisa kok menekuni ketiganya, malah bisa dikombinasikan. Contohnya : mendefinisikan bisnis yang digeluti melalui business visualisasi not description. Juga bisa mendapat inspirasi tulisan dari materi materi bisnis. Banyak! Aaah rasanya ingin benar benar ahli dalam 3 bidang ini, eh 4 deng. Kan gambar, nulis, organisasi, sama bisnis.
Tapi gak mungkin ke 44nya bisa saya geluti. Alhasil saya kurangi passion MENGGAMBAR, dan akhirnya hanya 3 bidang yang benar benar akan saya geluti.
Pesan saya pada Anda semua :

Tetap belajar dan teruslah menjadi pembelajar! Salam persahabatan!

Posting Komentar

0 Komentar