![]() |
Adinut at 5th Floor, not yet fix Building - Fisip Unila |
Ya Allah, apa
artinya saya ini. Saya sadar sesadar – sadarnya bahwa saya hanyalah butiran
debu ditengah hingarbingar dunia. Saya tidak cantik, tidak pula cerdas, apalagi
sholehah. Saya tidak focus. Ia saya akui. Saya masih mengejar dunia, iya. Saya akui!
Dan saya akui pula sehabis sholat magrib hari di sebuah masjid saya menangis!
Padahal tak ada satupun orang dihari ini yang membuat saya kesal. Entahlah. Saya
seperti tersentuh saja saat sang Imam membaca alfatihah pada rakaat pertama.
Butir air mata menetes, untungnya tertutupi oleh air wudhu yang belum kering.
Saat sujud,
airmata menetes sejadi jadinya, mata memerah kantung mata membengkak 0,1 cm. Sepanjang
perjalanan pulang, aku merasa beruntung karena Allah memberiku pengingat akan
dosa-dosaku selama ini. Terkadang lalai melaksanakan kewajiban-Nya, juga jarang
melakukan sunnah-Nya. Namun tekad sudah bulat! I will changes! I will
transform! Be better than before.
Saya bosan bermain
sosmed dalam waktu yang lama walaupun aktivitas yang saya lakukan adalah
membaca artikel. Tapi sesudahnya, ilmu pada materi itu hilang begitu saja
karena aktivitas lain yang tak bisa dianggurin terlalu lama. Ingatlah Ajeng,
apa yang semua orang anggap baik, itu belum tentu baik bagimu dan masadepanmu. Saya
tak akan perduli lagi apa kata orang banyak tentang diri saya. Saya akan
menutup telinga untuk kata – kata yang menyakitkan. Saya hanya akan
mendengarkan perkataan seseorang yang mengritik saya sekaligus memberi SARAN. Mengutip
kata kata dari mantan Gubernur Lampung, Eddy Sutrisno, “Saya tak membenci dikritik,
itu bagus. Tapi jangan menyerang secara pribadi, apalagi fitnah”
Juga ada petuah
indah yang akan saya ingat terus sepanjang hayat saya, redaksionalnya begini :
Jika
kau merasa benar, periksa hatimu. Mungkin ia sedang bengkak.
Jika
kau merasa suci, periksa jiwamu. Mungkin itu putihnya nanah dari luka nurani.
Jika
kau merasa tinggi, periksa batinmu. Mungkin ia sedang melayang kehilangan
pijakan.
Jika
kau merasa wangi, periksa ikhlasmu, mungkin itu asap dari amal shalihmu yang
hangus dibakar Riya.
Jadi saat saya merasa SELALU dan PALING : Benar, Suci,
Tinggi, dan Wangi, maka saya akan membaca lagi kalimat diatas.
Sebenarnya
apa yang bisa dibanggakan dari saya ini. Kalaupun ada, itu semua dari Sang Maha
Pemilik Segalanya. Semuanya pun hanya titipan. Jadi, saya dan Anda semua
diberikan amanah untuk memperlakukan amanah itu sebaik-baiknya, sesuai dengan
tata cara Sang Maha Pengatur. Dia adalah pencipta kita, Dia adalah Sutradara
Kehidupan, jelas Ia lebih tahu yang terbaik untuk kita. Don’t worry kawan.
Hakikatnya, saat kita menjadikan Allah nomor satu dihati kita, kita telah
memiliki segalanya.
1 Komentar