![]() |
pict by Ajeng Dini Utami (Dokumentasi Pribadi Adinut) |
Saat membaca judul postingan saya, Anda berasumsi bahwa saya sedang meng-share sebuah materi kuliah / tugas. Mungkin Anda semua mengira dan menduganya begitu yah. Padahal tidak sama sekali, guys. Postingan kali ini semata – mata ingin mengeluarkan gagasan yang pabila dipendam saja diri ini bisa menggila, segila – gilanya. Akhirnya saya mendapat kesempatan untuk menuliskan hal ini, sedari lama saya ingin menulis hal ini namun terhalang oleh kesibukan yang merayap padat. Terimakasih kepada waktu yang telah memberi saya waktu untuk sekedar menggoreskan percikan kata sebagai ungkapan dari lubuk hati saya yang paling dalam.
Kawan tahukah? Menurut saya, orang yang benar
benar organisatoris adalah orang yang tak mudah tersinggung, tak mudah marah
apabila ada sesuatu / kejadian yang membuat ia sebal. Ia bisa menahan emosi
marahnya untuk kedamaian hatinya sendiri, ia bisa menahan diri untuk tidak
mengeluarkan perasaan sesungguhnya karena ia tahu apabila itu ia lakukan maka
itu akan menambah panjang lagi permasalahan. Percuma bagi Anda yang mengaku
sangat loyal terhadap organisasi Anda, namun Anda masih saja egois, masih saja
ingin Anda menang sendiri, ingin enak sendiri tanpa berfikir tentang kesenangan
orang lain.
“Mengapa harus berfikir kesenangan orang lain,
sedangkan diri kita sendiri menderita?” seru salah satu kawan saya. Hey kawan
itu pemikiran yang salah! Yang benar adalah saat kita merasa senang melihat
orang lain senang. Jadi, sumber kebahagiaan kita berasal dari bagaimana cara
kita menyikapi orang lain. Percayalah, dengan cara ini hati kita akan damai
sedamai – damainya. Saya sudah mempraktekan langsung dan merasakan hasilnya.
Memang, pada awalnya rasa yang menggebu – gebu untuk menunjukkan bahwa kita
kesal, marah, dan kecewa begitu besar seperti gunung berapi yang telah
berstatus siaga. Namun jika kita dapat menahan emosi kita yang sudah memuncak
bahkan sudah sampai ke ubun – ubun, trust
me kawan, setelah itu kita akan merasakan ketenangan dan kedamaian jiwa
yang hakiki.
Dalam hubungan sosial kita dengan teman, pasti
pernah merasakan kesal karena sesuatu yang tidak kita suka pada dirinya. Jangan
langsung meng-cap ia buruk, kawan. Ingatlah bahwa tak ada manusia yang
sempurna. Jika kamu mencari teman yang sempurna dan selalu bisa memuaskan
hatimu, carilah teman dari jenis makhluk selain manusia. Memang hakikatnya
manusia diciptakan penuh salah, penuh kotoran di seluruh sisi tubuhnya. Di mata
ada kotoran, di gigi ada kotoran, begitu pula di hidung, telinga, dan lain –
lain. Iya kan? Kita (manusia) berasal dari air mani yang hina, lalu berakhir
dengan menjadi bangkai yang baunya sangat busuk, sepanjang hidup membawa
kotoran, jadi apa yang perlu disombongkan?
Kawan, kehidupan ini memang KEJAM. Tidak diciptakan untuk
orang LEMAH. Pemilik kehidupan adalah ia yang KUAT, TEGAR, dan TABAH dalam
menjalani semua cobaan yang ada. Mendapat masalah itu biasa, yang luar biasa
adalah saat Anda bisa bersikap wajar dan menunjukkan seolah Anda baik baik saja
di depan manusia. Tapi tidak dihadapan Tuhan. Kau bebas mengadu kepadaNya,
meminta apapun padaNya. Ia tak pernah meninggalkanmu, ia selalu memberimu
anugerah. Bahkan ketika kau mulai melupakanNya, ia tetap memberimu ruang untuk
bernafas secara gratis. Fabi ayyi aalaa I rabbikuma tukadziban? Maka nikmat
Tuhan mana yang kamu dustakan? Semangat kawan! Lejitkan semua potensi yang ada
dalam dirimu, lakukan semua semata – mata hanya karena Allah.
0 Komentar