![]() |
pict by pixabay.com |
Part I bisa dibaca disini : Kita Lelah Berharap pada Manusia Part I
Ada juga yang tipe saya bertamu nya lama (posisi dia memang lagi senggang, dan saya memang ada kepentingan bertamu), namun saya tidak disuguhkan bahkan hanya air putih saja. Ya Ampun, manusia macam apa ini :( Hey, tamumu itu datang dari jauh jauh loh, kamu suguhkan minum air putih saja dia sudah senang, nah ini gak disuguhkan apapun. Pelit banget sih. Tipe lainnya, saya bertamu secara kolektif (ramean) ke rumah kawan lama yang mana keadaannya dia sudah nikah. Oke anak dia baru lahir. I know betapa repotnya ngurus anak. But, selama kami disana dia tidak menerima kami dengan baik, obrolan seadanya saja, kalau tidak ada yang nyeletuk dari kami, dia tidak memulai pembicaraan. Lalu seolah-olah ibarat ajang silaturahmi ini sebagai interview ke dia, hanya satu arah saja. Kami bertanya, dia menjawab. Kami melempar candaan dia tertawa. Pasif. Suasana tidak hidup. Etikanya kan kalau ada tamu ya disambut baik-baik, ngobrolnya dua arah, bukan hanya kita yang bertamu yang bertanya tapi dari tuan rumah juga, saat saya mengetik ini dan mengingat-ngingat kejadiannya, kesel sendiri saya haha sumpah!
Ada juga yang tipe saya bertamu nya lama (posisi dia memang lagi senggang, dan saya memang ada kepentingan bertamu), namun saya tidak disuguhkan bahkan hanya air putih saja. Ya Ampun, manusia macam apa ini :( Hey, tamumu itu datang dari jauh jauh loh, kamu suguhkan minum air putih saja dia sudah senang, nah ini gak disuguhkan apapun. Pelit banget sih. Tipe lainnya, saya bertamu secara kolektif (ramean) ke rumah kawan lama yang mana keadaannya dia sudah nikah. Oke anak dia baru lahir. I know betapa repotnya ngurus anak. But, selama kami disana dia tidak menerima kami dengan baik, obrolan seadanya saja, kalau tidak ada yang nyeletuk dari kami, dia tidak memulai pembicaraan. Lalu seolah-olah ibarat ajang silaturahmi ini sebagai interview ke dia, hanya satu arah saja. Kami bertanya, dia menjawab. Kami melempar candaan dia tertawa. Pasif. Suasana tidak hidup. Etikanya kan kalau ada tamu ya disambut baik-baik, ngobrolnya dua arah, bukan hanya kita yang bertamu yang bertanya tapi dari tuan rumah juga, saat saya mengetik ini dan mengingat-ngingat kejadiannya, kesel sendiri saya haha sumpah!
Pembahasan kedua
dan terakhir yakni etika dalam bermedia sosial.
Sebelum pilpres berlangsung saya bisa dibilang pengamat politik, mencari-cari
celah salah antar paslon 1 dan 2, mengukur pakai intuisi, data, dan fakta-fakta
yang ada. Tak jarang kita temui sebelum pilpres komentar komentar hate speech dari
masing-masing pendukung paslon seolah yang mereka bela ini tidak pernah salah
sama sekali. Jujur membaca komenannya saja sudah mendidih darah ini, namun
akalku berkata ngapain kamu buang-buang waktu dan energi untuk sesuatu yang
enggak berguna buat kehidupanmu? Mending mikirin yang lain, kembangin usaha
percetakan ayah kamu misalnya haha. Bener juga saya pikir, akal saya memberi
saya ide yang bagus. Online shaming,
sebutan bagi aktivitas debat kusir daring (dalam jaringan) yang kadang
pelakunya menyembunyikan identitas asli, memakai fake account, dan
beraninya hanya di medsos saja. dalam hal ini pengecualian bagi cyber army muslim
ya, yang membela kebenaran, menjadi tentara Allah dalam bidang online, menjadi
pengcounter
isu-isu negatif seputar Islam, umat Islam, salut untuk mereka, tujuan mereka
Allah, maka apa yang mereka lakukan hanyalah sarana untuk mencapai tujuan
tersebut.
Selain itu, etika bermedia sosial juga ada pada bahasan tata cara sopan men-DM (Direct Message) seseorang, memberi komentar, dsb. Dalam hal ini saya mau bahas tentang interaksi di Whatsapp. Whatsapp saat ini sudah menjadi media komunikasi utama bahkan mengalahkan telepon offline dan SMS. Orang-orang memilih untuk : mending gak ada pulsa daripada enggak ada kuota. Well, kalau saya sendiri sih mending punya pulsa dan punya kuota, tapi kalau diminta pilih salah satu, saya lebih suka punya pulsa saja, tanpa kuota. Why? Yang saya rasakan semenjak teknologi begitu canggih begitu banyak distraksi-distraksi yang muncul. Saya perlu rehat sejenak dari dunia online dan menikmati dunia saya yang sebenarnya. Saya begitu malas membalas chat WA yang diawali dengan percakapan, “P..P..Ajeng” rasanya pengen tak banting itu HP kalau ada yang mengechat pakai kalimat P P! Gak sopan! Selain itu, saya juga tak suka dengan seseorang yang tidak mencantumkan sumber ketika mengutip perkataan orang lain, atau mengupload poster karya orang lain pada snap WA/ snap IG. Dalam kasus yang sama, ada juga yang mengscreenshot status WA orang lain, tapi nama orang lainnya dipotong haha. -__- capedehhh!
Saya bukanlah orang yang bebas dari sifat menyebalkan, namun
saya terus berusaha untuk membuat orang-orang disekeliling saya dan lawan
bicara saya nyaman saat berinteraksi dengan saya. Tulisan ini lahir dari sampah
pikiran (unek-unek) yang saya khawatir ketika tidak langsung dijewantahkan
dalam bentuk kata-kata dan didaur ulang menjadi sebuah artikel pengingat, ia
menjadi hal lain yang lebih mengerikan, hal-hal tidak kita inginkan; luapan
emosi negatif pada situasi dan waktu yang tidak tepat misalnya. Maka atas dasar
itu tulisan ini hadir, sebagai pengingat untuk kita semua pada umumnya, dan
pada diri saya pribadi pada khususnya. Semoga kita tetap dapat istiqomah dengan
izin Allah hingga akhir waktu. Aamiin
1 Komentar
Information and Reviews about 안산 출장샵 Casino City in Kingston, MN. Casino 과천 출장마사지 City in Kingston, 광주 출장안마 MN. Directions · (580) 534-1000. Call Now · More Info. 경기도 출장마사지 Hours, 광명 출장샵 Accepts Credit Cards, Accepts