Tak tahu apa yang terjadi,
akhir-akhir ini saya merasa ada semacam penurunan rasa menggebu-menggebu,
merasa tak sinkron dengan semuanya, merasa kehilangan pandangan garis batas
antara mana yang benar dan mana yang salah, perasaan semacam apakah ini,
pernahkah dikau merasakannya? Manakah yang lebih baik, takut berbuat salah
sehingga tak pernah menyentuh ranah kesalahan tersebut, atau bablas saja
berbuat apa yang disuka, salah atau tidaknya urusan belakangan, toh masih ada
hari esok tersedia untuk memperbaiki semua?
Tanya dan jawab pada hati
masing-masing, manakah diantara dua pilihan tersebut yang sesuai dengan kata
hati? Kalau menurut naluri yang ada dalam diri saya, pengalaman yang sudah pernah
terjadi, dan peristiwa yang seringkali singgah, 2 pilihan ini sama-sama
mengadung konsekuensi dosa. Masalah besar kecilnya, dikit banyaknya dosa,
hanyalah Tuhan melalui malaikatnya yang berhak menghisab (menghitung). Kita
manusia hanyalah berusaha menjadi baik. Saya lebih suka mengambil jalan tengah
dari 2 pilihan tersebut. Bagaimana caranya agar tetap berbuat baik, tetap
terkontrol, namun jangan terlalu takut untuk melakukan sesuatu, selama masih
dalam batas wajar agama dan negara. Sulit? Memang! Dan disitulah tantangannya.
0 Komentar