Jodha dan Jalal |
Selamat
siang bloggerssssss..... Sudah lama tak menggoreskan tinta tanpa tanda di rumah
virtual saya :D malam ini saya ingin berkisah tentang kucing –kucing saya yang
sangat sangat saya sayangi (abaikan grammar bahasa indonesia saya).
Pada
suatu hari seekor kucing malang berwarna cokelat muda bertandang ke rumah saya
yang kemudian kucing ini kami namakan Kumal (kucing malang) mengapa malang?
Karena setelah dihamili oleh kucing jantan yang antah berantah siapa rimbanya,
si Kumal suddenly dengan ekspresi muka memelas, langkah kaki yang gontai
menapak, seperti membawa rasa kecewa yang kian menghimpit sanubarinya, ia
melendat lendot ke kakiku. Terasa sekali bahwa badan dia memang sedang berbadan
dua.
Malam
harinya, ia ternyata memang mencari spot di rumah saya untuk melahirkan. Lalu
ibu saya menaruhnya di kardus khusus yang sudah diisi lap bersih sebagai alas
untuk si Kumal melahirkan. Singkat cerita, Kumal akhirnya melahirkan kedua
anaknya dengan selamat. Kami beri nama anaknya Jodha dan Kumut (Terinspirasi
dari Film India) Lucu lucu bingitzz anaknya. Cuman sayang, waktu masih
bayi-bayi si Jodha dan Kumut agak cacingan gitu, fesesnya ada cacing-cacingnya
gitu, maklum ibunya sendiri kan memang kucing dari luar kan bukan kami yang
ngerawat jadi kami tidak mengetahui apa yang Kumal konsumsi setiap hari.
Waktu
semakin berlalu, setelah sebulan Jodha dan Kumut bertumbuh, baru kami sadari
bahwa Kumut itu bukan betina, melainkan jantan, jadi kami ganti namanya menjadi
Jalal. Jadilah kakak beradik serasi bernama Jodha dan Jalal. Ibunya tetap kami
namai Kumal. Astaga setelah beberapa bulan, Kumal sudah seperti tidak sayang
anak-anaknya lagi. Buktinya, si Kumal menolak dengan kasar saat Jodha dan Jalal
akan meminum susu darinya. Bukan itu saja, si Kumal pun seperti sudah tak
sayang lagi dengan mereka dilihat dari intensitas kedekatan yang sudah jarang,
lagipula si Kumal tiap malam sukanya keluyuran. Jarang pulang, Kumal jarang
pulang. Tiap malam, suka kelayapan :D hahaha malah nyengnyong..
Merasa
sedih karena ditinggal ibunya, Jodha pun berniat untuk mengakhiri hidupnya..
Tapi.. BOHONG! Hahaha (gak lucu ya.. maap) Mereka berdua akhirnya tetap tinggal
di rumah kami dengan makanan yang agak pas-pasan setiap harinya. Sewaktu Jodha
dan Jalal masih bertumbuh itu, jujur saya belum terlalu suka dengan kucing,
menyentuhnya saja ogah apalagi memberinya makan. Tepat April 2015, saya agak
under estimate pada orang-orang yang memelihara kucing. “Lah buat apa?”
“Bukannya memelihara kucing malah menghabiskan waktu ya?” “Aduh buang-buang
waktu aja deh pake ngasih makan kucing segala!”
Namun
semenjak Jodha menghilang, Jalal terlihat bimbang seperti tak ada yang
menemani, saya berfikir ulang, “Kucing saja merasa kesepian jika saudaranya
pergi tapi gak pulang-pulang, apalagi manusia kan?” Kucing adalah saudaranya
harimau, namun ia lebih jinak karena dekat dengan kita dalam kehidupan
sehari-harinya. Berbagai macam kejadian unik dari 2 bersaudara Jodha dan Jalal
membuka mata saya bahwa dunia ini indah bila kita punya cinta. Cinta pada hewan
peliharaan. Dulu sewaktu saya SMA kelas 10, saya juga punya kucing namanya
Zaplin (warnanya cantik) anak Zaplin bernama Ulalapiyu. Namun sayang sudah
kemana kah mereka sekarang aku tak tahu. Sewaktu Zaplin dan Ulalapiyu dibuang
dengan ayah saya malam-malam di daerah Way Halim Permai, pagi-paginya adik saya
menangis sejadi-jadinya.
“Mbak
dimana Ulalapiyu?” Aci terbata dan berusaha menyeka air mata.
“Tadi
malam mereka sudah pindah rumah dek.” Jawabku meyakinkan
“Tapi
kak, kenapa bapak gak bangunin aku untuk nganter Ulalapiyu terakhir kalinya?”
Dengan
sabar aku jelaskan panjang lebar bahwa jika Ulalapiyu dirawat lebih lama
dirumah kami, maka akan menjadi penyakit karena Ulalapiyu sendiri berasal dari
Ibunya yang kucing liar (meski warna bulunya Zaplin cantik dan langka).
Balik
ke laptop, alias balik lagi ke ceritanya Jodha Jalal, Jodha menghilang pada bulan
agustus saya lupa tanggalnya. Saat Jodha hilang dan tinggal Jalal di rumah,
kami sudah berfikir macam-macam. Jodha dikurung orang lah. Jodha maen
jauh-jauhlah. Jodha diculik orang lah. Karena bukan tidak mungkin, pasalnya
Jodha merupakan kucing yang bisa dikatakan cantik, yakni memiliki bulu 3 warna
disertai tahi lalat di atas mulut belah kanan.
“Lalal..
Sini makan, kamu belum makan loh dari pagi, aduh Lalal..” ujar ibuku saat tahu
lalal sedang galau, hanya melamun dibawah genteng dengan tampias hujan semalam.
24
Jam berlalu, tidak ada tanda-tanda Jodha kembali ke rumah. Aku semakin
khawatir, apalagi ibuku. Jangan jangan Jodha sudah diberi makan yang enak oleh
penghuni rumah lain sehingga menyebabkan ia enggan untuk kembali ke rumahku.
Dari kecil, Jodha sudah menunjukkan bahwa dirinya agak liar jika dibanding
dengan Jalal, padahal dia kucing betina ya, harusnya kan standby di rumah
nunggu si jantan menyuntingnya lah ini malah suka keluar keluar, pulang malam,
hadeeh. Jodha juga adalah pemanjat yang ulung. Pernah aku lihat pemandangan
yang menakjubkan! Jodha mengajari Jalal memanjat! Hahaha! Kelebihan mereka
berbeda-beda. Kalau Jodha pandai manjat, maka Jalal pandai menangkap tikus. Uh
jadi makin cayang deh ama dua kucing ini, ehehe.
Sampai
48 Jam berlalu, ada keajaiban terjadi. Pada malam nya pukul 00:00 Jodha pulang
ke rumah melalui genteng tingkat lantai dua. Saat Jodha pulang, Jalal langsung
menciumi Jodha , jilat-jilat bulunya, aduh rasanya seperti melihat 2 saudara
yang sudah lama tak saling bertemu, lalu berpelukan dan bertanya satu sama
lain, “Apa kabarmu?”. Melihat kejadian itu, aku langsnung membangunkan ibuku,
“Bu Jodhaaaa pulang bu!!!!!”
Aduh
memprihatinkan sekali kondisi Jodha saat pulang ke rumah, badannya kurus,
ceking, mukanya tirus.. namun anehnya seminggu dari situ, badan Jodha tiba-tiba
jadi ndut dan memang tak dipungkiri bahwa sejak pulang lagi ke rumah, dia
makannya banyak-banyak. Aku jadi heran, bukan pada gemuk badannya, tapi mbok ya
kok cepet banget gitu gemuknya? Besok-besoknya, kalau diperhatikan lagi
ternyata.... JODHA HAMIL!
0 Komentar