Tiga Dimensi Waktu

Sumber gambar : pixabay.com

Semua orang punya apa itu yang disebut “masa lalu”. Bisa indah, bisa suram sesuram nya. Saya pun punya masa lalu. Ada yang bahagia, sedih, duka, lara, berjuta rasanya. Terkadang kita sering berfikir “coba aja gue dulu ngelakuin hal ini, pasti jalan cerita akan lebih indah!” atau “oh my gosh, nyesel gue kenapa baru kefikiran sekarang.” Ya, kata – kata itu sempat mampir di otak saya. Ya sekejap saya berkhayal meminjam mesin waktu doraemon, ingin sekali membalik masa, memperbaiki masa lalu agar hanya hal hal indah yang ada dalam bayangan. Tapi takkan pernah bisa! Takkan pernah ada doraemon dalam kehidupan nyata! Ia hanya khayalan Fujiko F Fujio saja yang terealisasi walau hanya melalui penerbitan komik dan penayangan film film box office doraemon.

Masa lalu adalah masa sekarang yang sudah kita langkahi. Masa sekarang adalah tunas tunas kecil yang akan menjadi masa lalu. Sedangkan masa depan adalah akulamasi kuadrat dari masa sekarang. Masa depan itu tentatif. Misalnya. Sekarang kita menyebut 2015 adalah masa kini, sedangkan 2020 adalah masa depan. Dan lihatlah, saat tahun 2020 telah memasuki gerbang kehidupan jagat raya, orang orang akan berbondong – bondong menyepakati asumsi bahwa 2020 adalah masa kini.
Tenang kawan, sabar. Postingan ini bukan untuk menjelaskan sesuatu yang berputar putar. Tidak. Perhatikan dan cerna baik baik apa yang saya tulis pada paragraf kedua. Secara gamblangnya paragraph kedua menjelaskan secara tersirat bahwa apa yang kita sebut masa kini “sekarang” akan menjadi masa kini juga di kemudian hari. Jadi pada intinya apa yang kita lakukan saat ini akan berdampak pada masa kini yang terjadi di kemudian hari.
Kalau saat ini kita disibukkan pada hal hal yang baik, maka pada masa depanpun akan menjadi baik. Ya semoga kita semua tergolong manusia yang tak menyia-nyiakan waktu. Karena waktu ibarat pedang, apabila kau takbisa menggunakannya dengan baik, ia akan menghunusmu.
Allah berfirman :

”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr).

Posting Komentar

0 Komentar