![]() |
pict by okezone.com |
Ini postingan sebenarnya dan sesungguhnya serta seharusnya ana posting waktu ana masih duduk di semester 2 kemarin. Sekarang ana sudah naik ke tangga semester 3, telat 1 semester sih, tapi gak apa apa kan :D baru aja ana inget ini postingan masih ada di folder "selesain coy", akhirnya ana lanjutkan saja.
Sesuai
dengan judulnye yang agak kontradiksi, kontroversi, dan menggelegar, ini
bukanlah judul film manapun, bukan juga judul cerpen ataupun novel yang akan ana
buat. Naskah ini hanyalah sekedar curhatan kecil, kisah kisah ana saat melewati
arus peliknya kehidupan problematika prahara ketika memijakkan kaki di kampus
orange. Sewaktu putih abu-abu doeloe, stereotipe ana tentang kampus orange ini
adalah tentang orang-orangnya yang terlalu modis, gaul, dan trendy. Btw, ude
pade ngerti kan maksud “kampus orange” disini? Yap benar! Kampus orange :
bangunannya kebanyakan warna orange.. Aduh bukan itu maksudnya, meski gak salah
juga sih -_- Nih ya ana kasih tau, kampus orange itu kalo di kampus ana adalah
sebutan / gelar buat jurusan paling populer di Universitas Lampung. Apalagi
coba kalau bukan FISIP *kibas-kibas jilbab* ehhehe :D
Kuliah bukan
hanya perkara duduk, diam, dengar, delongap delongop! Bukan hanya pragmatisme
tanpa makna. Kuliah lebih dari sekadar itu. Ana masih bisa belum beradaptasi
100 % sama kuliah, mungkin baru 70%an lah, doain aja makin hari makin menuju ke
arah onehundred percent. Aamiin.
Beberapa dosen yang bikin ana kesel, sebel, dan bosen saat penyelenggaraan
kuliah berlangsung bakal ana ceritain buka-bukaan disini. Tak ada bermaksud
menyindir pihak manapun, atau menjelekkan pihak manapun. Tulisan ini pure ana buat untuk mengkritisi dosen
dengan bahasa yang gak formal-formal amat, justru terkesan santai agar tidak
ada dusta di antara kita, azee :D
Anak bisnis.
Mungkin terdengar keren, namun tidak seperti kenyataan di lapangan guys. Ada
seorang dosen, *tak perlulah ku sebut mereknya* sebut saja ia pak Daun. Beliau
adalah salah satu dosen yang jarang masuk. Sering kami menunggu beliau, eh
ternyata tak ada konfirmasi dan akhirnya tak kuliah. Sakit? Iya! Banget!
Sakitnya bukan terletak pada kebetean menunggu Beliau, tapi lebih pada
ketidakpastian. Secara di gantungin itu lebih nyess daripada di putusin *ehh
apasih :D
Dan ente ente udah pada tau pade? Ana masuk kuliah kan tanggal 1 September tuh. Eh dari senin sampai jum'at selama satu minggu gak ada satupun dosen yang hadir.. Astaga unik banget coba -_-
Oh iya karena judul postingan ana kali ini Jeritan Hati, maklum aja yee banyak kalimat kalimat yang menjurus ke perasaan *sakitnya tuh disini ---> nunjuk hati *apasih *sudahlah abaikan abaikan.
0 Komentar