Manusia
memang tidak ada yang sempurna, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.
Saya tak ada niatan ataupun maksud untuk kufur terhadap nikmat yang Tuhan
berikan kepada saya, sama sekali tidak. Dan jangan Anda berfikir bahwa saya
meminta maaf kepada manusia karena Allah tidak memberikan kesempurnaan kepada
saya. Saya tekankan kepada Anda, jika Anda tersesat dalam search engine dan tiba tiba berada pada postingan saya ini, dan tak
ada niatan sama sekali untuk membaca, silahkan tinggalkan postingan ini dalam
tempo yang sesingkat-singkatnya. Bandarlampung, hari 09 bulan 7 Tahun 2014.
Atas nama blogger Adinut, Ajeng Dini Utami.
Mengapa rasa galau itu selalu hadir, apa karena kurang intensif-nya hubungan saya dengan Tuhan? Ya, saya akui saya belumlah cukup merasa sempurna untuk mengatakan bahwa saya shalihah. Saya belumlah shalihah. Saya bukanlah orang-orang terdahulu, menjadi Tahfidz qur’an dengan mudahnya, selalu berperilaku baik setiap saat. Saya hanyalah bagian dari wanita akhir zaman yang imannya naik turun, dan saya akui, untuk istiqomah pada zaman sekarang itu sangatlah sulit seperti menggenggam bara api yang panas.
Namun
mengapa godaan itu selalu ada? Godaan untuk mengeluh, untuk mengatakan bahwa
hidup ini tak adil, mengapa sebegitu susahnya menjadi seseorang yang tidak
mengeluh? Untuk orang orang yang saya sayangi. Orang tua terutama, saudara
saya, sahabat-sahabat saya, “sahabat terbaik” saya, serta kawan, teman, rekan
yang hadir dalam kehidupan saya meski hanya singgah kemudian pergi lagi ibarat rest room. Jika jam pasir telah menghabiskan
pasirnya yang menandakan bahwa berakhirnya saya pada kehidupan fana ini, tapi saya
belum berprestasi apapun, maafkan saya :( Saya belum bisa menjadi kebanggaan bagi kalian semua.
Saya rapuh, lemah, dan tidak berdaya tanpa bantuan dari-Nya. Saya berbeda dari
yang lain, jelas.. Saya mungkin “tidak pantas” untuk “Anda” disana.. Semoga
Anda menemukan yang lebih baik daripada saya. Maaf, saya rasa orang-orang
banyakpun akan berkata bahwa saya tak pantas untuk Anda. Saya akui kekurangan
ini, kekurangan yang sangat tampak jelas terlihat. Saat ada seseorang yang baru
bertemu saya untuk pertama kalinya, mungkin saya dikiranya masih anak SMP.
Ya Tuhan.. Jujur saya lelah. Saya lelah menyembunyikan semua topeng ini, saya ingin teriak, ingin berlari, ingin menjauh dari semua orang yang merasa kecewa terhadap saya. Saya down, saya merasa telah jatuh dalam jurang paling dalam di dunia ini.
Sekali lagi,
maaf atas ketidaksempurnaan saya.
0 Komentar