Saya Lagi Jenuh dengan Kehidupan

pict by pixabay.com

Halo. Sebelum saya diteriaki bodoh, saya akan akui kalau saya bodoh. Sebelum saya diteriaki tolol, saya akan akui kalau saya tolol. Saya maki diri saya dengan keras sebelum Anda melakukannya. sudah jauh-jauh hari saya melakukannya, bahkan sebelum saya membuat kesalahan untuk meminimalisir kesalahan itu akan terjadi. Saya begitu keras dengan diri sendiri. Mudah berkata kasar, memaki tanpa rahang kepada diri sendiri. Atas segala hal yang telah terjadi, bahkan saya tak bisa 100% percaya dengan diri saya sendiri. Saya tak bisa menjadi sempurna. Saya tak bisa 100% mempunyai sisi baik. Saya merasa serba salah. Saya selalu dituntut untuk sempurna. Saya selalu dituntut begini, saya selalu dituntut begitu. Tak boleh kesana, tak boleh kesitu. Satu kesalahan saya bisa memudarkan 1000 kebaikan yang saya lakukan. I'm sick for all this!

Manusia di bumi tak ada yang bisa benar-benar bisa dipercaya. Siapapun. Saya benci dengan lelaki yang jelalatan. Matanya melecehkan tubuh perempuan. Setertutup apapun wanita, lelaki jelalatan punya celah untuk melecehkan. Oke, saya tak bisa merubah mereka atau menyuruh mereka berhenti. Jadi, saya berbagi keresahan saya di dunia maya, dunia yang jangkauannya bisa lebih luas dari dunia nyata yang saya tinggali. Dalam hal ini, saya sebagai wanita, saya merasa serba salah. Katanya kalau wanita menimbulkan lelaki tertarik dan tergoda, wanita tersebut mendapat dosa, lantas bagaimana kasusnya kalau dengan wanita yang sudah menutup auratnya dengan baik tetapi laki-laki masih tergoda? Sebenarnya siapa yang salah? Wanita dengan segala keindahan-Nya Allah menciptakan, atau para pria yang terlalu banyak memberi makan bagi hawa nafsunya?

Manusia di bumi tak ada yang benar-benar bisa dipercaya. Siapapun. Saya benci dengan para wanita yang suka bergosip, mereka memakan bangkai temannya sendiri.

Manusia di bumi tak ada yang bisa benar-benar bisa dipercaya. Siapapun. Saya benci dengan diri saya sendiri, yang dengan mudahnya mencari-cari celah untuk terlena dalam keterlenaan sesaat padahal maut sedang mengintai kapan saja dimana saja, tanpa ada kepastian tanggal ia menjemput.

Saya hanya percaya 100% pada Tuhan sahaja.

Posting Komentar

0 Komentar