Muhasabah Akhir Tahun 2014

Assalamualikum Wr Wb
Goodbye two thousand fourteen, welcome two thousand fiveteen ^_^ Hope Allah give me more Barokah in new year. Sejenak menengok ke belakang, mengambil butir-butir hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup saya. Banyak hal yang berubah, saya rasa. Tentunya sebaik-baiknya perubahan adalah perubahan yang lebih mendekatkan kita pada-Nya. Sayangnya dalam kaleidoskop perjalanan hidup saya di tahun 2014, saya telah berkali kali merasakan “jatuh ke jurang”. Mencoba bangkit 1 meter, namun terjatuh 3 meter jauhnya. Bangkit lagi, jatuh lagi, bangkit lagi, jatuh lagi. Begitu seterusnya.

Fluktuatif. Naik dan turun. Terkadang merasa sangat semangat mengerjakan sesuatu, tapi di lain waktu merasa malas bahkan untuk melakukan apapun. Itu wajar, kawan. Ya sangat wajar, karena kita adalah manusia. Memang takdirnya begitu. Setiap hari manusia melakukan kesalahan, sebaik-baiknya adalah segera kembali padaNya. Jujur, saya menyesal menyia-nyiakan waktu saya selama 2014 ini. Tapi saya akan lebih menyesal lagi jika saya tak menyesal. Alhamdulillah saya tidak termasuk dalam kategori yang “lebih menyesal”. *Apasih -_-
Saya selalu mengambil posisi foto di pojok, entah kanan maupun kiri. Hehe
Banyak hal tidak mengenakkan selama 2014 ini. Pertama, hardisk laptop saya rusak pada 7 oktober yang mengakibatkan semua data hilang seperti data tugas, foto-foto saya selfie, foto bareng kawan, foto bareng ama anak2 se-organisasi, huaaaaa -__- mana ngumpulinnya dari SMA itu foto. Yah namun harus bagaimana lagi, apa yang terjadi terjadilah. Mungkin ini ujian dari Tuhan. Saya manusia, tidak memiliki apapun. Semua adalah titipannya termasuk data – data dalam laptop saya, kapanpun bisa di ambil oleh-Nya. Saya harus tabah menghadapi semua ini. *Mengepal tangan kanan* *Bertekad kuat* *Muka Meyakinkan* *Sembari berdiri di ujung jurang* *Hehehee*
Fatin, Fajar, Happy, Riska, Umi (belakang)
Tria, Mb Ayu, Qonita, Okvita, dan Ajeng (depan)
Yang kedua. Sebenarnya saya agak “isin” menceritakan yang kedua, karena ini menyangkut privasi saya. Tapi tak mengapa, lagipula saat saya sudah berumur kelak saya akan senyum senyum sendiri saat membaca tulisan ini lagi, hehe. Di bagian ini tak semua hal bisa saya ceritakan, dikarenakan banyak hal hal yang sudah kami lalui dan banyak cerita yang telah kami torehkan pada kertas kehidupan. Tahun 2014, tahun dimana untuk pertama kalinya, saya membuka hati setelah sekian lama terikat dengan kuat sejak tahun 2011. Ia anak yang satu kampus juga dengan saya. Kami dipertemukan oleh Tuhan dalam lembaga internal siyasi. Sebenarnya sayapun telah membuat cerita pendek sekitar 10 halaman untuk kisah ini.
Namun sayang kisah itu raib begitu saja ditelan virus tanpa sempat saya abadikan di dunia maya. Mengapa dunia maya? Karena dunia maya adalah tempat yang tepat untuk menaruh file-file berformat doc, ppt, xls, dsb tanpa takut file tersebut akan rusak atau hilang. Saya khilaf. Saya mendekati apa yang Allah larang. Meski berjabat tanganpun tidak, tapi hati ini, mata ini, langkah kaki ini, mendekati apa yang Allah larang. Tepat 2 minggu 5 hari setelah hari lahirku, pernyataan manis meluncur dari bibirnya. Saya yang saat itu masih berstatus Mahasiswa Baru Semester 1, masih dipenuhi pikiran labil, just accepted the request as his sweetheart. Saya adalah orang yang sangat visual, saya akan tertarik pada sesuatu yang dapat membuat mata ini takjub. Termasuk dirinya, saya tertarik padanya ia bisa membuat mata ini takjub, begitu juga saat orang lain memandangnya. Namun tidak dengan hati saya, hati saya tidak sepenuhnya cinta padanya. Karena saat saya dengannya pun, saya masih menerapkan batasan – batasan ketat sehingga hubungan kami tetap tak pantas disebut “pacaran”.
Waktu berlalu, saya dan dirinya semakin dekat secara emotional, saya mengenal sifatnya, dia juga mengenal sifat saya. Suatu hari, kami berfoto dengan warna baju yang sama –yaitu pink- disebuah taman di kampus, lalu ia mengunggah foto kami di media social. Semua orang kaget, seolah olah tak percaya, ada banyak komentar “cie” di foto tersebut. Dan yang paling banyak berkomentar adalah kaum Hawa! Saya mengerti, ada udang di balik komentar “cie”, hehe. Terbukti sejak dari situ, banyak wanita-wanita yang mutual friendnya dia, ngadd saya!
Nahloh!
Saya terkadang teleponan dengan dirinya meski tak rutin, jujur mungkin waktu itu saya tak sadar bahwa hal tersebut tidaklah penting, dan tidak urgent. Ia juga pernah main ke rumah saya naik angkot dari tempat singgahnya di kampus. Di rumah saya, kami bercanda – canda, tertawa – tawa, dan menonton Film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” dari laptop saya. 5 bulan berlalu, mungkin ia bosan dengan saya. Saat libur kuliah menjelang semester 3, saya menghubungi dia melalui media social, sms, dan menelpon beberapa kali namun tak juga direspon. Ya dari situ saya sadar sesadar – sadarnya kalau selama ini saya khilaf. Saya memutuskan untuk tidak berhubungan lagi dengannya. Saya mengirim pesan panjang ke inbox sosmednya, dan intinya berkata seperti ini : “Aku mengerti mengapa kamu mendiamkanku selama ini, kamu lelaki yang baik, sekarang kita sudah sama – sama menyadari bahwa apa yang kita perbuat kemarin adalah sebuah kesalahan. Satu pesanku, kejarlah cita-citamu dulu. Kelak saat cita – cita sudah kau dapatkan, cintapun akan menyertaimu. Semoga kamu bertemu dengan ukhty yang lebih baik dari aku. Aamiin :)”
Ia membalas hanya dengan emote menangis --- :’( --- . Lalu ada kakak tingkat dia yang menanyakan hubungan saya dengannya, saya menjawab seadanya saja, apa yang telah terjadi diantara kami. Kakak tingkat itu (sebut saja X). Nah si X menasehati saya bahwa jika saya yakin bahwa si “dia” adalah jodoh saya, tetap pertahankanlah. Memang sifat “dia” agak sedikit kekanak-kanakan dan si “dia” selalu punya ide yang bikin kita gregetan sama dia, itu beberapa kata yang si X lontarkan di inbox fb. Sudahlah, keputusan saya sudah bulat untuk tidak berhubungan lagi dengannya. Ia memang indah, tapi karenanya pula konsentrasiku buyar. Segala macam rayuan untuk kembali seperti dulu, I deny. Untuk kenang-kenangan terakhir, saya memberinya baju batik coklat yang sangat indah motifnya. Saya titipkan pada kawan saya untuk diberikan padanya.
Suatu hari ia meminta untuk kami bertemu, yasudah dengan proses yang panjang, kami bertemu untuk kedua kalinya di rumahku. Di rumah saya, ia mengenakan baju batik yang saya berikan padanya. Disitu kami berbicara serius perihal mau dibawa kemana hubungan kami. Distupun juga ia berkata bahwa ia agak kesal dengan sifat saya yang selalu mendominasi saat berbicara dengannya, seolah2 ia terlihat tidak berpengetahuan. Padahal itu hanya perasaan ia saja, tak pernah terlintas sekalipun dalam fikiran saya, saya lebih pintar dari dia. Dengan fikiran yang terbuka dan kepala yang dingin, hari itu juga kami resmi menjadi kawan “saja”. Saya lupa tanggal berapa yang jelas bulan September, kalau tidak salah.
Yah itulah cerita singkat tentang kejadian kejadian tahun 2014. Sebenarnya masih banyak cerita cerita sepele bin unik yang tak semua orang bisa alami, namun sepertinya niat saya menulis postingan ini bukan untuk membuatnya menjadi cerpen dan tulisan yang panjang. Nanti deh mungkin dilanjut lagi di part 2. See ya. Makasih yang sudah berhasil membaca postingan ini sampai sini, berarti Anda memiliki tingkat PERHATIAN yang TINGGI! Hahaha.
Wassalamualaikum Wr Wb

Posting Komentar

0 Komentar